INDOSatu.co – SERANG – Imbauan menarik datang dari Wakil Ketua MPR RI, H. Yandri Susanto, terkait tugas serta tanggungjawab sebagai ketua regu dan ketua rombongan dalam membimbing jamaah haji. Menurut Yandri, ketua regu dan ketua rombongan harus memperlihatkan sikap yang lebih dalam segala hal kepada anggota rombongan.
Jangan sampai ketika melaksanakan tugas di lapangan, kata Yandri, ketua regu dan ketua rombongan terlihat tidak bersemangat, kendor, dan sakit. Jika ada anggota rombongan kelihatan tidak sehat, ketua regu justru harus tetap sehat. Bila ketua regu atau ketua rombongan kelihatan loyo, hal itu bisa menular kepada anggota rombongan. “Tunjukkan wajah yang berseri-seri saat melayani tamu Allah,” tutur Yandri Susanto, Rabu (24/5).
Imbauan dan saran tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu saat memberi sambutan dalam acara ‘Pembekalan Ketua Regu Ketua Rombongan Jamaah Haji Kabupaten Serang’. Kegiatan yang diikuti oleh 200 peserta itu digelar di Gedung Serbaguna Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun, Serang, Banten.
Tampak hadir dalam kegiatan pembekalan tersebut, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Serang, Ahmad Rifaudin S.Ag., MPd.
Dalam pembekalan tersebut, Yandri berharap agar peserta menyerap ilmu lebih banyak dari para pemateri. Ilmu yang harus diperdalam itu tidak hanya soal rukun dan syarat haji, namun juga pemahaman situasi saat di Kota Makkah, Madinah, dan kota-kota lainnya di negara kaya minyak itu. “Pelajari dan antisipasi pula masalah suhu di sana (Arab Saudi, Red),” ujar Yandri.
Jamaah haji juga perlu memahami soal suhu, karena suhu dan cuaca di Indonesia dan Arab Saudi sangat berbeda. Suhu di Arab Saudi selama ini belum pernah ditemukan di Indonesia. Dikatakan Yandri, suhu di Arab Saudi kadang bisa mencapai 50 derajat celcius.
“Ini sangat panas. Karena itu, ketua regu dan ketua rombongan harus bisa memberi penjelasan kepada rombongan bagaimana menghadapi situasi tersebut,” tambah anggota DPR RI asal PAN dari Dapil Banten II itu.
Tak hanya soal suhu, jamaah haji juga diharapkan bisa memahami sosiologi masyarakat setempat. “Persamaan antara Indonesia dan Arab hanya sama-sama beragama Islam, namun bahasa, budaya, dan makanan berbeda. Bisa saja di sana menemukan orang yang tidak ramah. Tapi percaya lah, orang yang baik di Arab Saudi, juga sangat banyak,” ungkap Yandri.
Karena itu, politisi kelahiran Bengkulu itu meminta agar ketua regu dan ketua rombongan lebih banyak bertukar pikiran dan berdiskusi dengan anggota. Bila ada keterbukaan, maka itu merupakan bagian penting untuk menyakinkan tidak ada persoalan saat melakukan ibadah.
Selama memimpin rombongan, Yandri menyebut pasti akan menemui persoalan, seperti ada jamaah yang terpisah, tersesat, masih tidur dan sebagainya. Ketika saatnya harus sudah menjalankan ibadah haji, tidak bisa membedakan mana Madinah dan Makkah, serta masalah lainnya.
Menghadapi berbagai sikap dan sifat para jamaah haji, Yandri mengingatkan agar ketua regu dan ketua rombongan tidak mengeluh. Sebab kalau mengeluh, Yandri khawatir nanti akan berdampak kepada rombongan yang dipimpin. “Kalau ada persoalan, jangan diumbar, jangan sampai ketua regunya menjadi sumber masalah, itu tidak boleh,” tambah Yandri.
Yandri mengakui bahwa, peserta pembekalan sudah mumpuni menjadi ketua regu dan ketua rombongan. Dan itu merupakan modal utama untuk memimpin jamaah. Untuk itu, dalam pembekalan, peserta diharapkan mempertebal niat. Meski sebagai pemimpin rombongan, namun di mata Allah sama kedudukannya.
”Jangan merasa lebih hebat. Lunakkan hati. Dan yang paling penting, kedepankan sikap tawadhu, ikhlas, dan tulus melayani jamaah. Niatkan mencari ridha Allah,” pungkas Yandri. (adi/red)