Warga Lapas Bojonegoro Antusias Ikut Pelatihan Keterampilan Membuat Batik

  • Bagikan
BATIK PENUH WARNA: Beberapa warga binaan LP Bojonegoro sedang mengerjakan ketrampilan membatik. Masyarakat bisa membeli hasil batik karya warga binaan LP Bojonegoro tersebut.

INDOSatu.co – BOJONEGORO – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bojonegoro, terus berupaya melakukan pembinaan dengan meningkatkan kreativitas dan keterampilan warga binaan. Salah satu langkah yang dilakukan, yakni memberi pelatihan membatik, Rabu (3/5).

Meski di dalam penjara, warga binaan Lapas Bojonegoro diberi kesempatan untuk mendapatkan ilmu membatik, agar nantinya setelah bebas, mereka mempunyai bekal ilmu yang bisa dimanfaatkan setelah keluar dan kembali berbaur kepada masyarakat.

Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA Bojonegoro, Subiyanto mengungkapkan, tidak hanya membatik, warga binaan Lapas Bojonegoro juga diberikan pelatihan menjahit. Untuk pelatihan membatik, sudah berjalan selama kurang lebih lima tahun. Sedangkan pemasaran produk batik ini, masih lingkup internal, seperti pegawai Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kumham) Jawa Timur. Tak hanya pegawai, masyarakat yang menginginkan, juga bisa membeli dan mendapatkan batik produksi warga binaan tersebut.

Baca juga :   Dilarang Gunakan Pupuk Bersubsidi, Ratusan Petani Hutan Bojonegoro Resah

“Batik “Jatim Pasti Hebat” yang dipakai oleh pegawai Kanwil Kumham Jatim merupakan karya dari warga binaan kami. Tak hanya itu, seluruh pegawai UPT Kanwil Kumham Sulawesi Utara pun juga membeli batik dari hasil karya warga binaan Lapas Bojonegoro ini,” ungkap Subiyanto.

Untuk harga juga bervariasi, tergantung motif dan corak batik. Namun, kata dia, yang paling murah harga Rp 130.000 hingga Rp 150.000. Ada juga yang paling mahal, antara harga Rp 400.000 hingga Rp 500.000.

Baca juga :   Reforma Agraria 2022, Lamongan Fasilitasi 1.025 Sertifikat Tanah Lintas Sektor

“Yang paling murah biasanya bermotif sederhana dan menggunakan teknik cap. Untuk yang paling mahal, motif biasanya agak rumit dan menggunakan teknik canting,” ungkap Subiyanto seraya menjelaskan, para warga binaan juga sering memproduksi batik motif Bojonegoroan seperti Thengul dan Daun Jati.

Sementara itu, menurut Hadi, nama samaran, salah satu warga binaan yang juga ikut memproduksi batik, mengatakan, kegiatan membatik ini sangat berguna dan membantu bagi para warga binaan agar tidak jenuh dalam menjalani pidananya. Selain untuk bekal nanti setelah keluar, kegiatan membatik juga bisa dikembangkan di luar nantinya.

Baca juga :   Kajati Resmikan Rumah RJ, Bupati Anna Minta Arahan untuk Wujudkan Good Governance

“Jadi, nanti kita setelah keluar tak hanya keluar begitu saja. Namun, dengan membatik ini bisa menjadi bekal untuk bisa dikembangkan lagi,” kata dia.

Ia menambahkan, dalam proses pembuatan batik menggunakan teknik cap, dalam dua hari kemungkinan sudah selesai, tetapi jika menggunakan teknik canting proses dua buah kain saja bisa memakan waktu hingga satu minggu. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *