Usai Cuti, Bupati Yuhronur Pimpin Rakor Persiapan Musim Tanam dan Pencegahan Banjir

  • Bagikan
GERAK CEPAT: Bupati Lamongan Yuhronur Efendi (dua dari kanan) saat memimpin Rakor di Ruang Rapat Kantor Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Lamongan, Senin (25/11).

INDOSatu.co – LAMONGAN – Setelah sempat cuti kampanye dalam rangka Pilkada Lamongan, Yuhronur Efendi kembali memangku jabatannya sebagai bupati Lamongan. Bahkan, tidak menunggu waktu lama, bupati asli Lamongan itu langsung memimpin rakor persiapan Pemkab Lamongan musim penghujan 2024.

Dalam rakor tersebut, Pemerintah Kabupaten Lamongan telah membahas persiapan musim tanam I dan pencegahan banjir yang dilaksanakan di Ruang Rapat Kantor Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Lamongan, Senin (25/11) siang.

Menurut Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, kegiatan persiapan ini sangat penting karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Baik masyarakat yang akan melakukan kegiatan pertanian, dan mencegah terjadinya banjir di kawasan permukiman masyarakat hingga lahan mereka.

“Masuk musim penghujan tentu persiapan Pemkab Lamongan adalah koordinasi terkait menyiapkan musim tanam I dan pencegahan banjir,” tutur Bupati yang akrab disapa Pak Yes itu.

Orang nomor satu di Kota Soto itu, menjelaskan bahwa, selain membangun infrastruktur, dalam hal ini juga diperlukan pemeliharaan dan pemberdayaan masyarakat. Karena saat ini sudah mengalami perubahan dalam tata ruang dan pola perilaku masyarakat.

Baca juga :   Konsisten Gelar Kejuaraan Tenis, Bupati Yuhronur Apresiasi Pelti Lamongan

Melalui Dinas PU SDA Kabupaten Lamongan, saluran pembuangan air terus dilakukan normalisasi, yang memiliki tujuan untuk mengoptimalkan fungsi saluran air dan mencegah banjir di Kabupaten Lamongan.

Normalisasi dilakukan menggunakan manual hingga teknik. Salah satunya melalui program inovasi gerakan bersih lumpur saluran dalam kota (Gempur Saloka). Pada tahun 2024, program inovasi Gempur Saloka sudah dimulai sejak bulan Juli lalu.

Tahun ini ada tiga titik yang difokuskan pelaksanaan Gempur Saloka. Diantaranya ialah kawasan Paciran-Brondong, Lamongan, dan Babat. Sedangkan untuk normalisasi saluran desa, baik itu untuk mendukung irigasi dan drainase terdapat ada 75 kegiatan normalisasi. Dan berhasil mencapai progres realisasi normalisasi 90 % dari total normalisasi yang direncanakan.

“Dinas PU SDA Kabupaten Lamongan rutin melakukan normalisasi saluran air, baik secara manual maupun menggunakan alat berat. Fokus kami adalah sedia payung sebelum hujan, jadi kegiatan normalisasi sudah kami mulai sejak bulan Juli lalu dan masih terus berlangsung hingga sekarang,” jelas Kepala Dinas PU SDA Kabupaten Lamongan Gunadi.

Baca juga :   Pemkab Bojonegoro Tegaskan Mutasi Pejabat Dilakukan Terencana dan Tidak Mendadak

Selanjutnya, Gunadi menegaskan bahwa, dalam melakukan normalisasi saluran air, Dinas PU SDA Kabupaten Lamongan terus menjalin kerja sama dengan Dinas Perkim dan Cipta Karya Kabupaten Lamongan. Sesuai dengan kewenangan Dinas Perkim dan Cipta Karya menangani saluran air tertutup dalam kota, dan Dinas PU SDA menangani saluran pembuangan terbuka di wilayah kota.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat utara, Dinas PU SDA Kabupaten Lamongan sudah membuka pintu Sluis Kuro, tepatnya sebelah selatan pada Rabu lalu.

“Dalam hal membantu kebutuhan air untuk melakukan musim tanam I tahun 2025, kami sudah membuka pintu kuro. Sekarang kondisi sungai-sungai primer di Bengawan Jero hampir 80% sudah terisi semua, tinggal dibagikan ke petak-petak yang kecil,” kata Gunadi.

Baca juga :   Dianggap Tidak Fair, JADI Minta Pemkab Tuban Turunkan Baliho Bergambar Lindra

Begitu juga pada bidang pertanian, wilayah Lamongan ada sawah yang berada di hantaran Sungai Bengawan Solo, tadah hujan dan irigasi. Karena itu, kebutuhan air untuk musim tanam I tahun 2025 sangat diperlukan, utamanya pada wilayah selatan (tadah hujan dan non irigasi). Karena di wilayah selatan ini ketersediaan air hanya bertumpu pada waduk/embung dan air hujan.

Sehingga, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lamongan sejak tahun 2024 mencari beberapa titik yang ada sumber airnya dibawah tanah. Lalu ada program sumur pantek, sumur pantek adalah sumur yang berfungsi sebagai cadangan air di area persawahan agar lahan pertanian tidak mengering saat musim kemarau.

Di Kabupaten Lamongan pada tahun 2024 terdapat 35 titik sumur pantek. Yang tersebar di wilayah Sukorame, Tikung, dan lainnya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *