INDOSatu.co – JAKARTA – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kembali jadi ‘bulan-bulanan’. Yaqut yang menyoal kembali Surat Edaran (SE) Menteri Agama yang terbit 18 Februari 2022 soal aturan pengeras suara dalam menyambut Ramadan tahun ini menjadi sorotan. Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini, mengkritisi Yaqut.
Menurut Jazuli, fokus menag mestinya memotivasi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan suci, bukan justru malah mengusik toleransi yang sudah baik selama ini, khususnya dalam menyemarakkan bulan suci Ramadan.
“Menteri Gagal Fokus. Menjelang ramadan, mestinya Menag memotivasi dan membesarkan hati umat Islam agar menyemarakkan ramadan, sehingga kualitas iman dan amal semakin meningkat. Mengapa justru fokus pada pengeras suara?,” terang Jazuli.
Tolaransi umat Islam dan umat-umat lain dalam menjalankan ibadah sudah baik sejak dulu dan tidak ada masalah. Karena itu, Menag jangan salah paham tentang toleransi bangsa dan umat beragama di Indonesia yang sudah bagus itu.
“Semarak Ramadan dengan aktivitas tarawih, tadarus alquran, pengajian, itu semua bagian dari semangat beribadah dan syiar komitmen beragama yang baik untuk pembangunan bangsa. Dan itu sudah berlangsung lama, bukan hanya saat Yaqut jadi Menteri Agama, dan selama ini tidak ada masalah,” katanya.
Sehingga, lanjut Jazuli, semarak syiar melalui pengeras suara di bulan suci ini bukan masalah toleransi. Waktunya pun bukan waktu orang istirahat. Takmir masjid dan umat Islam juga pasti punya kontrol sosial yang baik agar syiar itu diterima dengan baik dan tidak mengganggu orang.
Jazuli Juwaini mengibaratkan tradisi di negara Barat, lonceng berbunyi keras tiap jam biasa saja. Yang tidak boleh itu mengganggu ketertiban umum dan membuat kerusuhan. Sementara syiar beragama itu justru bagus dan sejalan dengan sila pertama Pancasila.
”Karena Indonesia bukan negara demokrasi liberal, tetapi negara demokrasi yang ber-Tuhan sesuai pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa,” pungkas Jazuli. (adi/red)