INDOSatu.co – KUALA LUMPUR – Siasat jitu dimainkan oleh Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin ketika posisinya sedang diujung tanduk. Dia dilaporkan membatalkan rapat khusus parlemen hari ini, Senin (2/8), guna menghindari upaya penggulingannya oleh oposisi. Rapat itu salah satunya membahas pencabutan status darurat Covid-19. Dengan pembatalan rapat parlemen itu, aman lah kursi PM yang dipangku Muhyiddin.
Muhyiddin saat ini harus memeras otak untuk menyelematkan pemerintahannya. Pemerintahan Muhyiddin semakin berada di ujung tanduk setelah berselisih dengan Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Ahmad Shah, akibat pemberlakuan status darurat nasional pandemi Covid-19.
The Straits Times melaporkan ada banyak aparat kepolisian berjaga di sepanjang jalan menuju parlemen pada Senin pagi meski rapat khusus parlemen telah ditunda.
Oposisi pemerintah mengecam penundaan rapat parlemen hari ini dan menyebutnya sebagai langkah konyol pemerintah.
Media Malaysia, The Star, juga melaporkan pengerahan aparat dilakukan sebagai antisipasi pemerintah setelah sejumlah pejabat oposisi di parlemen, termasuk ketua koalisi oposisi pemerintah, Anwar Ibrahim, tetap berkeras datang ke gedung parlemen.
Sejumlah legislator oposisi bahkan dilaporkan telah berkumpul di Dataran Merdeka setelah dilarang memasuki gedung parlemen oleh polisi.
Sementara itu, pemerintahan Muhyiddin beralasan menunda sesi rapat parlemen hari ini setelah beberapa pejabat legislatif terinfeksi Covid-19.
Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, pun membantah bahwa penundaan rapat disebabkan alasan politik. Ia berkeras penundaan rapat parlemen diputuskan berdasarkan pertimbangan kesehatan.
Kementerian Kesehatan Malaysia juga menganjurkan rapat parlemen dan pertemuan lainnya ditunda hingga dua pekan ke depan, demi alasan keselamatan jiwa. (*)