Tolak Beasiswa LPDP Dihentikan, Syaiful Huda: Demi SDM Unggul, Kalau Perlu Ditambah

  • Bagikan
DEMI GENERASI UNGGUL: Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda berharap beasiswa LPDP kembali berjalan normal agar generasi muda bisa mendapat akss pendidikan ke perguruan tinggi.

INDOSatu.co – JAKARTA – Penghentian sementara alokasi beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) oleh pemerintah terus menjadi sorotan. Kalangan annggota DPR RI misalnya. Mereka tidak rela LPDP dihentikan, bahkan kalau perlu kuota penerimaan beasiswa ditambah. Usulan ini perlu dipertimbangkan agar generasi muda bangsa semakin mudah memperoleh akses pendidikan hingga ke perguruan tinggi.

Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda melalui rilis resmi kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (27/1). Ia secara tegas menolak rencana Pemerintah Indonesia yang akan mengalihkan alokasi anggaran LPDP untuk kebutuhan pengembangan riset negara.

Baca juga :   Kemiskinan Picu Banyak Masalah, LaNyalla Minta Pemerintah Tingkatkan Gerakan Ekonomi 

“Kami menolak penghentian kucuran dana APBN untuk LPDP. Dalam pandangan kami justru kucuran dana untuk LPDP ditambah agar kuota mahasiswa penerima beasiswa dari program ini makin banyak,” tutur Huda.

Berdasarkan laporan yang dirinya terima, kuota penerima beasiswa LPDP di kisaran 9.000-10.000 mahasiswa dalam satu tahun. Setiap tahun, APBN dikucurkan sebesar Rp20 triliun untuk Dana Abadi Pendidikan. Di mana, dana tersebut digunakan untuk membiayai Program LPDP.

Baca juga :   Hasnaeni Moein alias 'Wanita Emas' Laporkan Ketua KPU Pusat Dugaan Pelecehan Seksual

Diketahui, kini Dana Abadi Pendidikan (DAP) telah terkumpul sebanyak Rp140 triliun dengan nilai manfaat per tahun digunakan untuk membiayai keperluan beasiswa pada kisaran Rp5 triliun. Mengetahui informasi tersebut, Huda lebih mendukung untuk menambah kuota penerima beasiswa LPDP.

Penambahan kuota ini, menurutnya, perlu diupayakan lantaran angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia hingga saat ini masih dinilai rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Badan Pusat Statistik melaporkan hanya ada 10,15 persen penduduk Indonesia yang mampu menamatkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Baca juga :   Presiden Jokowi Lantik Muhamad Mardiono sebagai Utusan Khusus Presiden

Ia menyebutkan, faktor tingginya biaya pendidikan perguruan tinggi adalah penyebab utama APK pendidikan tinggi di Indonesia rendah. “Kami menilai pemerintah harus mulai memikirkan langkah terobosan untuk meningkatkan peluang bagi peserta didik Indonesia agar bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Bisa jadi dengan menggunakan manfaat dana abadi pendidikan,” tutup Politisi Fraksi PKB itu. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *