INDOSatu.co – BOJONEGORO – Agus Dita Pratama (ADP) benar-benar dalam posisi sulit. Anggota DPRD Bojonegoro dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu secara resmi bakal dimintai klarifikasi terkait foto mirip dirinya memangku wanita seksi dengan rambut bercat pirang yang tersebar viral dan menggegerkan publik Bojonegoro tersebut.
Kepastian meminta klarifikasi dari anggota dewan dari dapil IV Bojonegoro itu dilakukan setelah Badan Kehormatan (BK) DPRD Bojonegoro menggelar rapat menanggapi viralnya video yang mencoreng wibawa lembaga wakil rakyat tersebut.
Ketua BK DPRD Bojonegoro, Wahyuni Susilowati mengungkapkan bahwa, berdasarkan hasil keputusan rapat hari ini, Rabu (26/4), BK akan memanggil yang bersangkutan (ADP, Red) untuk klarifikasi melalui ketua fraksi ADP pada (2/5) pukul 10.00 mendatang.
“Kami kan dikirimi (berita, Red) dari berbagai media ya, jadi kami belum bisa menyampaikan bahwa itu dari HP beliau atau darimana. Karena itu, teman teman (wartawan, Red) harap bersabar dulu untuk mengetahui hasilnya. Kita tunggu klarifikasi beliau pada 2 Mei nanti,” kata Wahyuni kepada wartawan usai rapat BK, Rabu (26/4).
Wahyuni mengaku sangat menyayangkan terjadi peristiwa tersebut. Apalagi, ADP adalah publik figur, anggota dewan yang mestinya bisa menjadi contoh yang baik untuk masyarakat Bojonegoro. ‘’Saya sangat menyayangkan. Semua itu tidak lepas dari khilaf mungkin. Atau pas lagi apesnya beliau. Yang jelas, saya sangat prihatin,’’ kata Wahyuni.
Dengan kejadian yang dialami ADP itu, Wahyuni berharap ‘tragedi’ itu adalah yang terakhir dan tidak lagi ada rentetan (kejadian, Red) serupa. Karena itu, Wahyuni berharap temen temen media juga bisa memahami kondisi ADP saat ini mungkin lagi tidak baik-baik saja.
“Saya nggak bisa jawab itu, kalau belum ketemu sama beliau (ADP, Red) Soalnya beliau saya telepon juga tidak diangkat, sehingga belum ada klarifikasi dari yang bersangkutan. Kan saya dapet fotonya dari media media juga, jadi jelas tidaknya kan menunggu klarifikasi,” kata anggota DPRD dari Partai Golkar ini.
Ditanya soal sanksi, Wahyuni mengacu pada sanksi kode etik. Dan yang berhak memberi sanksi kepada ADP, kata Wahyuni, adalah partai yang bersangkutan. Karena itu, pihaknya tidak mau berandai-andai. Sebab, posisi BK itu hanya sebatas mengusulkan.
‘’Tetapi, ditindak lanjuti atau tidak, tergantung partai (PKB, Red). Tapi harapan saya ya tidak sampai segitu (pemecatan, Red). Biasanya, sanksinya PAW (pergantian antar waktu, Red),” kata Wahyuni.
Wahyuni juga mengatakan, berdasarkan kesepakatan dengan seluruh anggota BK, awalnya akan memanggil yang bersangkutan dulu untuk klarifikasi, baru nanti akan menentukan langkah-langkah, apa yang harus diambil dan diputuskan BK.
“Misalnya, bicara dari hati ke hati, beliau (ADP, Red) kita panggil untuk menyelesaikan intern dengan keluarga. Jangan sampai booming sampai seperti ini. Kan itu harapan saya. Karena urusan rumah tangga sudah ranah pribadi beliau, bukan ranah saya,’’ kata Wahyuni.

Sementara itu, anggota BK dari Fraksi PKB, Nafik Sahal mengatakan, pihaknya belum bisa memberi banyak kometar terkait kasus tersebut. Hanya saja, Nafik mengaku sepakat dengan yang disampaikan ketua BK.
‘’Tadi sudah jelas, intinya kita menunggu hasil klarifikasi kepada yang bersangkutan. Apa memang benar begitu, atau hanya sekadar hasil rekayasa medsos, kan kita juga belum tahu. Karena di media sosial itu kan semuanya bisa terjadi,’’ kata pria yang akrab dipanggil Gus Nafik itu.
Gus Nafik lalu merujuk peristiwa yang pernah dialami mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dulu Gus Dur juga dituduh memangku perempuan, dan ternyata itu tidak betul. ‘’Jadi, kita tidak bisa menjawab sekarang, kita masih nunggu klarifikasi,’’ kata Gus Nafik.
Dalam kasus tersebut, Nafik mengaku biar Fraksi PKB yang akan menentukan terkait nasib ADP. Sebab, kata Nafik, ADP merupakan bagian dari anggota fraksi. ”Tergantung kebijakan fraksi. Sekarang kan masih suasana idul fitri, jadi kita nunggu klarifikasi dulu,” kata Gus Nafik. (*)