INDOSatu.co – LAMONGAN – Pemkab Lamongan, Jawa Timur terus menginisiasi dan mengajak petani tebu untuk terus berinovasi dalam penanaman tebu agar menghasilkan produktivitas yang meningkat dan kualitas yang premium. Sebab, pada kemajuan teknologi saat ini, sangat dibutuhkan keterampilan agar mampu beradaptasi. Selain itu, dengan berinovasi, dipastikan dapat mengatasi permasalahan pupuk.
“Tebu merupakan salah satu potensi di bidang pertanian di Lamongan.Karena itu, Pemkab mengajak para petani lebih berinovasi saat melakukan penanaman mulai dari penggunaan alat, pembuatan pupuk organik, dan lain sebagainya,” kata Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi (Pak Yes) saat menghadiri panen tebu, di Desa Tugu Kecamatan Mantup, Rabu (5/7).
Pemkab Lamongan bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan, kata Pak Yes, akan terus mendampingi petani tebu melalui pelatihan-pelatihan agar memaksimalkan kapasitas petani.
Sebagai bagian dari potensi pertanian, 10 diantara 27 kecamatan di Lamongan, tanaman tebu memberi manfaat dan penghasilan yang bagus bagi petani. Diantaranya berada di Kecamatan Mantup, Kecamatan Kembangbahu, Kecamatan Tikung, Kecamatan Sambeng, Kecamatan Ngimbang, Kecamatan sukorame, Kecamatan Bluluk, Kecamatan Modo, Kecamatan kedungpring dan Kecamatan Sugio.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan, Moh. Wahyudi mengatakan, bahwa luas tanaman tebu tahun 2022 yakni 3.601 hektare. Dari seluruh lahan dapat menghasilkan 226.994 ton gula dengan produktivitas 613 kwintal per hektare. Kualitas yang dihasilkan juga sangat bagus karena rendemennya mencapai rata-rata 7,5 persen.
“Potensi tebu di Lamongan dapat dikatakan besar karena penghasil tebu tersebar di 10 kecamatan dan tentu ditunjang dengan kualitas yang bagus jika dilihat dari rendemennya,” terang Wahyudi saat melakukan panen tebu di lahan seluas 2,4 hektare.
Dalam pemilihan varietas, kata Wahyudi, mayoritas petani menggunakan Bulu Lawang (BL), yang mana termasuk kategori tebu akhir (usia penanaman 1 tahun). Varietasnya sangat cocok untuk daerah tadah hujan dengan tekstur tanah liat.
Sementara itu, diungkapkan oleh Foreman wilayah Mantup, Indra, mengatakan bahwa, tahun ini penanaman tebu di wilayah Mantup aman karena berhasil panen dan terhindar dari hama.
“Di Desa Tugu luas lahan tebu ada 50 hektare lahan yang dikelola oleh 3 petani. Tahun ini berhasil panen karena aman dari serangan hama. Karena sebenarnya, yang menjadi faktor gagal panen adalah cuaca dan hama,” ungkap Indra. (*)