Terkait Rp 2 Triliun, Kapolda: Saya Kurang Hati-hati

  • Bagikan
MINTA MAAF: Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri mengaku kurang hati-hati menerima sumbangan Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio.

INDOSatu.co ‐‐ PALEMBANG – Pengajuan jujur muncul dari Kapolda Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Eko Indra Heri. Terkait donasi Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumsel itu, Eko mengaku dirinya kurang hati-hati dengan niat keluarga Akidi Tio itu. Karena itu, dia meminta maaf kepada publik karena telah terjadi kegaduhan.
Hingga kini, uang sumbangan dari keluarga Akidi Tio sebesar Rp 2 triliun tidak jelas keberadaannya. Karena tidak jelas, sumbangan tersebut dianggap donasi bodong.

“Saya minta maaf khususnya kepada Kapolri, Pimpinan di Mabes Polri, anggota Polri, masyarakat Sumsel, tokoh agama dan tokoh adat. Terutama Forkompinda Sumsel, Gubernur, Pangdam dan Danrem,” kata Eko di Gedung Promoter Polda Sumsel, Kamis (5/8).

Baca juga :   Gelar Pilgub November, Dasco Pastikan Gubernur DKI Jakarta Dipilih Rakyat

“Saya sebagai manusia biasa memohon maaf. Ini terjadi akibat ke tidak hati-hatian saya,” tambahnya.

Eko mengungkapkan, awalnya dirinya dihubungi oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy dan dokter pribadi keluarga Akidi Tio, Hardi Darmawan di rumah dinasnya. Saat itu Eko mendapatkan informasi bahwa keluarga mendiang Akidi Tio akan memberi bantuan kepada masyarakat Sumsel terkait penanganan pandemi.

Baca juga :   Djarot: Hotel Isoman untuk Anggota DPR Tidak Patut

“Ini terjadi karena ketidakhati-hatian saya karena percaya dengan pemberian bantuan tanpa mengecek uang yang dijanjikan dulu sebelumnya,” ujar dia.

Saat itu, dia hanya mendapat kabar bahwa uang yang dijanjikan sedang diproses. Namun hingga saat ini uang tersebut sampai saat ini belum ada kejelasan.

“Saat itu saya sebagai kapolda hanya dipercayakan untuk menyalurkan bantuan ini. Uangnya diminta untuk dikawal transparansinya,” ungkap dia.

Baca juga :   PKS Instruksikan Legislatifnya Potong Gaji Bantu Korban Covid

Eko mengaku tidak mengenal anak bungsu Akidi Tio, Heriyanty. Dirinya hanya mengenal mendiang Akidi Tio saat bertugas di Palembang. Sedangkan mendiang anak sulung Akidi, Johan dikenalnya saat menjabat Kapolres Aceh Timur.

Dirinya meminta kepada seluruh pihak untuk menghilangkan seluruh kegaduhan ini dan kembali konsentrasi ke penanganan Covid-19 di Sumsel.

“Saya minta maaf kepada masyarakat Indonesia. Kegaduhan yang terjadi dapat dikatakan sebagai kelemahan saya sebagai individu,” ujar Kapolda. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *