INDOSatu.co – BOJONEGORO – Perseteruan antara Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah dan Wakil Bupati Bojonegoro Budi Irawanto (Wawan) mendapat perhatian serius para wakil rakyat di DPRD setempat. Perseteruan itu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Sebab, hal itu akan merugikan citra ke depan Kabupaten Bojonegoro.
Menyikapi konflik tersebut, DPRD Bojonegoro berencana memanggil kedua pejabat yang berseteru tersebut. Harapannya, konflik keduanya bisa segera berakhir dan menatap masa depan Bojonegoro yang lebih baik.
“Terus terang saya merasa sedih melihat konflik keduanya yang terbuka seperti itu. Sebab, dampak perseteruan keduanya menjadikan Bojonegoro kurang bagus di mata orang luar daerah,” kata Sukur, Rabu (17/11).
Keinginan pria yang juga wakil ketua DPRD Bojonegoro terungkap karena perseteruan kedua pejabat penting di Pemkab Bojonegoro itu sudah masuk ranah hukum. Dan jika sudah masuk ke ranah hukum, kata Sukur, maka akan memperburuk citra Bojonegoro di mata orang luar daerah. “Terus terang sedih saya melihatnya,” kata Sukur singkat.
Perseteruan itu, kata dia, mestinya tidak terjadi jika kedua pejabat itu berpikir lebih arif. Sebagai pejabat, keduanya merupakan panutan rakyat Bojonegoro. Karena itu, Sukur berharap kedua pihak bisa berkontemplasi untuk bersama-sama berpikir soal Bojonegoro ke depan.
Apalagi di tengah situasi seperti sekarang ini, ungkap Sukur, seharusnya kedua pejabat itu harus sibuk berkolaborasi untuk membangun Kabupaten Bojonegoro menjadi lebih baik sesuai dengan visi dan misi yang diusung keduanya saat kampanye pilkada 2018 silam. Sebab, jika keduanya tidak segera rujuk, DPRD mengaku siap memanggil keduanya untuk mendamaikan kedua belah pihak.
“Kita punya tanggungjawab moral agar perseteruan keduanya segera diakhiri. Jika masih seperti ini dan terus dibiarkan, tentu membuat nama Bojonegoro menjadi tidak bagus,” kata pria yang juga ketua DPC Partai Demokrat Bojonegoro ini.
Sukur meminta agar keduanya harus bersinergi, apalagi di saat masa pandemi seperti sekarang ini. Masyarakat tentu lebih senang jika keduanya bisa bersatu kembali tanpa ada perseteruan.
“Saya kira keduanya harus saling mengalah. Ini semata-mata bukan untuk Bu Anna atau Mas Wawan, tapi untuk masyarakat Bojonegoro,” ungkap Sukur. (*)