Terkait Korupsi PT. Timah 300 Triliun, Komisi VII DPR RI: Jaksa Perlu Minta Keterangan Jokowi

  • Bagikan
PERLU KETERANGAN PRESIDEN: Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto menyikapi fakta persidangan terkait kasus mega korupsi PT Timah Rp 300 tirilun.

INDOSatu.co – JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, meminta Jaksa Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat memanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dimintai keterangan terkait kasus korupsi PT. Timah yang merugikan negara Rp 300 triliun.

Jaksa harus berani mendalami fakta pengadilan berupa keterangan Ali Samsuri, yang merupakan saksi untuk terdakwa eks Direktur Utama PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani dan kawan-kawan.

Ali mengatakan bahwa Jokowi memerintahkan pimpinan PT. Timah untuk menerima timah penambang ilegal untuk meningkatkan produksi.

Nahasnya, timah yang dibeli merupakan hasil penambangan ilegal di kawasan milik PT. Timah sendiri. Alhasil terjadi korupsi ratusan triliun.

Baca juga :   Artis Pakai Gas Melon, PKS Desak Pemerintah Terapkan Sistem Distribusi Tertutup

“Klarifikasi ini penting agar fakta persidangan menjadi terang-benderang. Karena dalam persidangan tersebut secara tegas dinyatakan oleh saksi yang mantan Kepala Unit Produksi PT Timah Tbk Wilayah Bangka Belitung, bahwa Presiden Jokowi meminta tolong bagaimana caranya agar tambang timah yang ilegal ini diubah menjadi legal,” ungkapnya.

Akibatnya, imbuh Mulyanto, dalam prakteknya, PT Timah memberi kesempatan pada mitra pemilik Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) membeli bijih timah dari penambang ilegal. Padahal, bijih timah tersebut diambil dari wilayah izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca juga :   Terkait Pembatasan BBM Bersubsidi, Fraksi PKS: Koordinasi Antar Menteri Amburadul

Wakil Ketua Fraksi PKS menegaskan, keterangan tersebut merupakan titik krusial dari kasus korupsi timah sebesar Rp 300 triliun yang sudah menjadikan tersangka sebanyak 22 orang. “Karena itu Pengadilan harus memanggil Jokowi untuk mengungkap fakta yang sebenarnya,” jelas Mulyanto.

Seperti diberitatakan dalam persidangan kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah di PT Timah Tbk sebesar Rp 300 triliun, Saksi menyinggung arahan Presiden Joko Widodo yang memerintahkan agar para penambang ilegal di Bangka Belitung diakomodir agar tidak diburu aparat.

Informasi ini disampaikan mantan Kepala Unit Produksi PT Timah Tbk Wilayah Bangka Belitung Ali Samsuri sebagai saksi untuk terdakwa eks Direktur Utama PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani dan kawan-kawan.

Baca juga :   Agar Tak Merugi, Wakil Ketua FPKS Minta Pertamina Evaluasi Model Usaha Pertashop

Sebagai tambahan, IUJP sendiri merupakan salah satu program untuk meningkatkan produksi PT Timah dengan menggandeng pihak swasta sebagai mitra. Namun, dalam praktiknya, PT Timah Tbk memberi kesempatan pada mitra pemilik IUJP membeli bijih timah dari penambang ilegal. Padahal, bijih timah itu diambil dari wilayah izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Sejauh ini, terdapat 22 orang yang ditetapkan sebagai tersangka, termasuk suami aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *