INDOSatu.co – SURAKARTA – Senat Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) akhirnya merampungkan pemilihan calon rektor (Calrek) baru untuk periode masa jabatan 2025 -2029. Pemilihan itu dilakukan secara demokratis melalui musyawarah mufakat dan e-voting.
Dari 65 suara yang masuk, berhasil menjaring tiga nama terpilih, yaitu Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., Prof. Dr. Muhammad Da’i, Apt., dan Prof. Ir. Supriyono, Ph.D. Tiga nama terpilih tersebut akan dikirimkan ke Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan menjalani sidang pleno.
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMS, Drs. Marpuji Ali, M.Si., dalam kesempatan tersebut mengatakan, UMS dengan perjalanan panjangnya telah masuk sebagai perguruan tinggi yang juga memiliki nilai nilai prestasi dan kemajuan. Di samping menyiapkan calon calon pemikir, UMS juga menyiapkan uswatun khasanah.
Manusia termasuk hamba Allah yang dipilih untuk menjadi khalifah di bumi ini meskipun Allah sebelumnya juga menawarkan kepada makhluk lain. Marpuji Ali berpesan agar hadirin bisa menjadi pemimpin yang baik.
“Karena itu, kami mengajak kita semuanya agar memandu kemajuan UMS di masa depan, kita harus benar-benar bisa menangkap sebagai hamba Allah yang ahsanu takwim, sebaik-baik penciptaan Allah,” ujar Marpuji Ali.
Di hari Pilrek ini, lanjut Marpuji Ali, akan membuktikan apakah yang hadir ini termasuk hamba Allah yang ahsanu takwim atau tidak. Hal tersebut karena tidak jarang dalam berbagai perhelatan pemilihan ada sekelebat kericuhan-kericuhan. Kericuhan ini terjadi karena tidak bisa memenuhi kriteria hamba Allah sebagai ahsanu takwim.
“Yang ditakdirkan terpilih pada hari ini adalah memang orang-orang yang pantas dan memang bisa kita andalkan untuk bisa membawa dan memimpin UMS ke masa depan yang baik,” tuturnya.
Di hari yang istimewa itu, Rektor UMS Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., menjelaskan bahwa, sejak awal mekanisme Pilrek UMS telah didesain dengan sangat baik dan demokratis. Dia menyampaikan bahwa banyak rektor dari perguruan tinggi lain yang menghubunginya terkait dengan proses pemaparan visi misi calon rektor.
“Yang tentu ini menjadi acuan dari perguruan tinggi lain untuk bisa melakukan proses pemilihan secara demokratis,” kata Sofyan Anif.
Anif juga menuturkan bahwa, kultur Muhammadiyah, calon rektor itu bukan mengajukan diri tetapi disaring lalu diminta kesediaannya untuk menjadi calon rektor. Selanjutnya dilakukan pemaparan visi misi dan pemilihan hingga akhirnya mengikuti sidang pleno PP Muhammadiyah.
“Kita serahkan semuanya kepada Allah SWT. Allah pasti akan menakdirkan yang terbaik untuk kita,” pesan Sofyan Anif kepada anggota senat UMS.
Di akhir amanatnya, Sofyan Anif berharap, rektor terpilih akan dapat merangkul visi-misi dari calon rektor lain. Ini juga menjadi keindahan demokrasi ketika dimaknai sebagai ibadah. (*)