INDOSatu.co – JAKARTA – Menjelang Pilpres 2024, aib demi aib mulai muncul ke permukaan. Belum kelar urusan skandal kardus durian, kini Ketum DPP PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin diduga terjaring kasus Rp 40 miliar. Aroma tidak sedap itu muncul jelang Pilpres 2024.
‘’Sorotan kasus tak elok tersebut makin memburamkan rasa simpatik publik pada PKB. Partai yang mestinya tampil gesit dan independen, terposisi dalam bidikan serius KPK,’’ kata Kritikus dan Pengamat Politik Kebangsaan, Faizal Assegaf dalam akun twiiter, Sabtu (29/7).
Faizal mengungkapkan, horor isu korupsi tak hanya meneror PAN dan Golkar, namun menjadi prahara politik bagi PKB. Ihwal itu bikin Cak Imin terkesan kaku dan was-was. Terlibat atau tidak, tergantung bukti yang tersedia.
‘’Menurut LSM anti korupsi MAKI, atas kesaksian Musa Zainuddin, mantan Ketua DPW PKB Lampung, beberkan bukti Cak Imin menerima uang Rp 40 miliar dari PT Sugar Group Company (SGC) terkait rekomendasi PKB pada Pilgub Lampung,’’ kata Faizal.
Ketua MAKI Boyamin Saiman, mendesak KPK bertindak proporsional dan transparan: “KPK-nya (jangan) melempem”. Bukan kali ini saja, sebelumnya juga MAKI gencar mendesak KPK menuntaskan dugaan skandal kardus durian.
‘’Polemik kedua kasus yang mencuat, suka atau tidak telah memicu keprihatinan. Terlebih bagi warga NU, tentu menjadi kian terusik. Partai yang dianggap representasi aspirasi NU terkesan tersandera perilaku ugal-ugalan Cak Imin,’’ beber Faizal.
Akibatnya, ungkap Faizal, ketegangan PKB dan sejumlah elite PBNU sempat meruncing. Partai yang dirintis Gus Dur dan para ulama NU tersebut, seolah dibajak demi kepentingan pribadi. PKB dinilai makin merosot dan kehilangan momentum strategis jelang Pilpres.
‘’Dugaan korupsi yang mencengkram Ketum PKB adalah perkara serius. Kalau benar Cak Imin terlibat, KPK harus bertindak tegas. Bukan berlarut-larut dan seolah memasung PKB di teras lembaga hukum. Ayo warga NU, bersatu selamatkan PKB!,’’ pungkas Faizal. (adi/red)