Terapkan SLPHT, Lamongan Cetak Petani Mandiri, dan Bisa Panen 9,46 Ton per Hektare

  • Bagikan
SERAP MASUKAN PETANI: Bupati Lamongan Yuhronur Efendi (tengah) melakukan dialog dengan petani saat menghadiri panen raya padi, di Desa Prijekngablak, Kecamatan Paciran, Selasa (27/6).

INDOSatu.co – LAMONGAN – Dengan menerapkan manajemen tanaman sehat (MTS), petani padi Desa Prijekngablak, Kecamatan Karanggeneng benar-benar merasa beruntung. Itu terjadi karena mereka mengikuti program sekolah lapang pengelolaan hama dan penyakit terpadu (SLPHT).

Terbukti, dari hasil panen padi kali ini, produktivitasnya mencapai 9,46 ton per hektare dengan menerapkan program SLPHT. Padahal, sebelumnya, di Desa Prijekngablak ini sempat mengalami gagal panen selama 3 tahun berturut-turut.

Hadirnya SLPHT merupakan solusi bagi petani agar dapat meminimalisasi biaya produksi pertanian, namun tetap memiliki produksi maksimal. Petani saat ini sebagai penyumbang angka kemiskinan tertinggi di pedesaan. Fenomena kelangkaan dan pengurangan subsidi pupuk menjadi faktor yang membuat mereka tidak produktif dalam bertani.

SLPHT merupakan upaya yang dilakukan sebagai bentuk komitmen dari Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam menjaga ketahanan pangan di Lamongan, sekaligus untuk mengantisipasi krisis pangan.

Baca juga :   Ajak Warga Hidup Sehat, Dibarengi dengan Kampanye Gempur Rokok Ilegal

“Ketahanan pangan merupakan hal penting untuk dijaga, terlebih Kabupaten Lamongan sebagai lumbung pangan nasional. Di tengah permasalahan pada bidang pertanian mulai kelangkaan pupuk, harga pupuk yang mahal dan lain sebagainya petani Lamongan harus bisa berjuang dan berinovasi untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik,” tutur Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi (Pak Yes) saat melakukan panen raya padi, di Desa Prijekngablak, Kecamatan Karanggeneng, Selasa (27/6).

SLPHT, kata Yuhronur, merupakan salah satu upaya yang akan terus digalakkan. Saat ini, kata Pak Yes, juga diwajibkan alokasi dana desa sebesar 20 persen untuk ketahanan pangan. Hal itu merupakan komitmen Pak Yes untuk menyejahterakan petani, yang mana berpotensi menghadirkan ketahanan pangan di Lamongan.

Baca juga :   Kukuhkan Paskibraka, Bupati Minta Hayati Nilai Pancasila untuk Diri dan Lingkungan

Karena itu, orang nomor 1 di jajaran Pemkab Lamongan itu meminta agar petani di seluruh Kabupaten Lamongan dapat mengimplementasikan program SLPHT dan MTS agar menjadi petani yang mandiri dan sejahtera.

Program yang dicetuskan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupeten Lamongan ini sudah melakukan pertemuan sebanyak 25 kali dengan mengajarkan materi mendasar tentang agro ekosistem pertanian hingga pembuatan pupuk organik.

Sedangkan menurut Khamim, penyuluh SLPHT mengatakan bahwa, hal utama yang harus ditekankan untuk mewujudkan petani yang mandiri adalah terciptanya sumber daya manusia (SDM) agar memiliki keterbukaan pemikiran tentang manajemen tanaman sehat. Lalu dilanjutkan dengan penyampaian terkait cara efesiensi usaha tani hingga diversifikasi usaha tani.

Baca juga :   Bupati Yuhronur Ajak Masyarakat untuk Jawab Tantangan Bidang Pendidikan

“Jadi, pertama yang kita lakukan ialah manajemen SDM agar memahami tentang manajemen tanaman sehat, setelah itu baru kita lanjutkan pada materi cara efesiensi usaha tani hingga diversifikasi usaha tani,” terang Khamim kepada wartawan, Selasa 27/6).

Di desa tersebut juga dilakukan petak studi yang membandingkan hasil penanaman menggunakan metode organik dan non organik. Diungkapkan Muslik, salah satu petani Desa Prijekngablak, bahwa hasil produktivitas padi sungguh signifikan mulai dari terhindar hama saat penanaman dan hasil yang jumlahnya lebih besar.

Penanaman padi yang dimulai pada bulan Maret lalu menggunakan varietas 32 dan MR dan menggunakan pupuk organik jenis PGPR (Plant Growth-Promoting Rhizobacteria), POC (pupuk organik cair), dan lainnya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *