Target Turunkan Stunting 13,5 Persen, Bupati Lamongan Didapuk Jadi Orang Tua Asuh

  • Bagikan
TEKAD BULAT: Bupati Lamongan Yuhronur Efendi (kanan) saat menghadiri kegiatan penyerahan simbolis orang tua asuh 11 balita stunting Desa Bandungsari, Kecamatan Sukodadi, Sabtu (12/8).

INDOSatu.co – LAMONGAN – Bupati Lamongan Yuhronur Efendi terus berupaya menurunkan jumlah stunting di wilayahnya. Caranya, rangkul anak yang mengalami stunting sebagai salah satu upaya percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Kabupaten Lamongan.

Pengentasan stunting saat ini menjadi salah satu program prioritas pemerintah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan menciptakan keluarga sejahtera. Saat ini angka stunting di Lamongan 27,5 persen dan ditargetkan menjadi 14 persen. Dengan angka tersebut, Lamongan akan berpacu untuk menurunkan angka stunting sebesar 13,5 persen, salah satunya dengan cara menjadi orang tua asuh anak stunting.

Baca juga :   Festival Ruwatan Sendangdhuwur, Bupati Lamongan: Untuk Lestarikan Budaya

”Program ini juga selaras dengan perjuangan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 tepat ketika 100 tahun Indonesia merdeka,” tutur Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dalam kegiatan penyerahan simbolis orang tua asuh 11 balita stunting Desa Bandungsari, Kecamatan Sukodadi, Sabtu (12/8).

Program ini akan dilaksanakan selama 3 bulan kedepan, dengan memberikan 1 porsi makanan sehat kepada anak stunting di desa tersebut. Untuk melangsungkan berjalannya program ini, Pemkab Lamongan berkolaborasi dengan Puskesmas untuk menyiapkan makanan sehat dan tim pendamping keluarga (TPK) sebagai pengawas progresnya.

Baca juga :   Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila, Bupati Yuhronur: Jadi Peneguh Kesatuan Bangsa

“Untuk membantu anak stunting, kita akan berikan menu makan sehat dengan tetap menggelorakan gemar makan ikan. Jadi, bantuan akan kita berikan berupa makanan, bukan uang tunai agar benar-benar terealisasi,” terang Ketua Tim Penggerak PKK Anis Kartika kepada wartawan.

Anis juga menjelaskan, pemantauan progres oleh TPK, yaitu melakukan evaluasi selama 2 minggu sekali dengan mengukur tinggi badan dan kenaikan berat badan pada anak.

Baca juga :   Dapat Rp 68 Miliar, Lamongan Terus Edukasi Masyarakat Perangi Rokok Ilegal

“Kita rutin adakan evaluasi untuk melihat progres secara langsung. Awalnya Desa Bandungsari ada 17 anak stunting, sekarang Alhamdulillah menurun menjadi 11,” jelas Anis.

Percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Lamongan dilakukan secara bersama-sama dan juga melibatkan lintas sektor mulai dari mitra kerja, akademisi, media, dan masyarakat dari berbagai kalangan, hingga unit masyarakat terkecil, yaitu keluarga. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *