Statemen Ketua Bawaslu Jadi Sorotan, M. Arifin: Hanya untuk Mengukur Partisipasi Pemilih

  • Bagikan
JADI SOROTAN: Ketua Bawaslu Tuban, M. Arifin (dua dari kiri) saat memaparkan peta kerawanan menjelang Pilkada dalam Konferensi Pers di Kantor Bawaslu Tuban, Ahad (18/8).

INDOSatu.co – TUBAN – Statemen Ketua Bawaslu Tuban, M. Arifin yang mengatakan, bahwa jangan sampai Pilkada Tuban nanti kalah dengan bumbung kosong memantik beragam tanggapan dari publik Kota Ronggolawe, Pernyataan Arifin dianggap memiliki tendensi pribadi.

Padahal, sebagai bagian dari organ Pilkada Tuban, Arifin tidak seharusnya melontarkan kalimat tersebut. Arifin mestinya tidak boleh mengeluarkan pernyataan yang membuat keruh situasi Kota Tuban menjelang Pilkada pada November mendatang.

Pernyataan Arifin sendiri disampaikan dalam Konferensi Pers menyikapi Pilkada Tuban yang kemungkinan hanya akan ada satu pasangan calon (paslon) tunggal. Pasalnya, hingga kini, baru ada satu paslon yang muncul ke publik, yakni Aditya Halindra Faridzky, yang kebetulan sebagai petahana.

Baca juga :   Tumbuhkan Ekonomi, Bupati Lamongan Terima Penghargaan Pembina Koperasi Andalan

Dalam konferensi pers tersebut, Ketua Bawaslu Arifin menyampaikan tentang peta kerawanan dalam Pilkada Tuban. Tetapi, dari beberapa statemen Arifin itu, pernyataan jangan sampai kalah dengan bumbung kosong itulah yang menyita perhatian karena dinilai memiliki tendensi terhadap salah satu calon.

Menanggapi pernyataan kontroversi tersebut, Ketua Bawaslu Tuban Arifin mengungkapkan bahwa, konteks yang dimaksudkan jangan sampai kalah dengan bumbung kosong itu bukan persoalan menang dan kalah dalam Pilkada Tuban mendatang. Namun, statemen tersebut dimaksudkan untuk mengukur tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada mendatang.

Baca juga :   Dua Kecamatan di Gresik Diterjang Banjir, Dua Kecamatan Lainnya dalam Posisi Siaga

“Konteksnya bukan menang kalah, bukan lawan kotak kosong atau tidak, namun perhatian kami pada tingkat partisipasi pemilih,” ungkap Arifin kepada wartawan INDOSatu.co melalui jejaring sosial WhatApps (WA), Senin (19/8).

Arifin juga mengungkapkan bahwa di Kabupaten Tuban pernah memiliki pengalaman terhadap tingkat partisipasi pemilih yang sangat rendah, yakni diangka 52 persen. Karena itu, menurut Arifin, penyelenggaraan Pilkada dianggap sukses bila dilaksanakan dengan dukungan semua pihak, termasuk partisipasi pemilih.

‘’Jadi, itu maksudnya. Kami tidak punya tendensi lain. Toh, yang menentukan suksesnya Pilkada Tuban, faktor dukungan parpol juga menjadi hal yang sangat penting,’’ kata Arifin.

Baca juga :   Buku Kolam Lele Caca Karya Bunda PAUD, Disumbangkan untuk Tingkatkan Literasi Anak

Idealnya, kata Arifin, dalam pilkada di manapun, termasuk Pilkada Tuban, banyak calon yang muncul, tentu akan semakin baik. Dengan demikian, beber Arifin, rakyat Tuban akan banyak referensi untuk memilih calon pemimpinnya untuk lima tahun mendatang.

‘’Karena itu, kalau akhirnya dalam Pilkada Tuban hanya muncul satu paslon, warga Tuban juga tidak bisa berbuat apa-apa. Karena yang menentukan munculnya banyak calon, tergantung pada parpol. Karena urusan pencalonan adalah ranahnya parpol,’’ pungkas Arifin. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *