INDOSatu.co – JAKARTA – Ketidakjelasan status kekaryawanan driver online (ojol) menjadi catatan khusus dari Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan. Sebab, hingga kini, meski dianggap bukan karyawan, tetapi pekerjaan mereka sama seperti karyawan pada umumnya.
Anthony mengatakan, sebenarnya sudah lama masalah ojol diperdebatkan di dunia, apakah status mereka sebagai karyawan atau ‘karyawan mandiri’ (self-employed). Di Indonesia, status ojol malah dibuat lebih kompleks. Hanya dianggap sebagai ‘mitra’, tetapi kewajiban mereka pada prinsipnya adalah sama dengan karyawan.
Dengan status ketenagakerjaan yang tidak jelas, kata Anthony, antara status karyawan dan karyawan-mandiri, dua driver online Uber (perusahaan penyedia taksi online) di Inggris mengajukan tuntutan kepada pengadilan Inggris untuk menetapkan status dan hak driver online Uber setara dengan karyawan.
Melalui proses pengadilan yang sangat panjang sejak 2016, ungkap Anthony, Mahkamah Agung Inggris akhirnya memutuskan pada awal 2021, bahwa status driver online di Inggris Raya harus disamakan sebagai (karyawan) ‘pekerja’, meskipun perusahaan menganggap mereka sebagai ‘karyawan-mandiri’ (self employed).
Putusan MA Inggris itu, kata Anthony, mempunyai implikasi luas di negara-negara Eropa lainnya, seperti Belgia, yang juga memutuskan bahwa status driver online disamakan dengan karyawan.
”Artinya, driver online mempunyai semua hak yang melekat sebagai karyawan seperti diatur di dalam undang-undang ketenagakerjaan, antara lain, seperti upah minimum, hak cuti, gaji ke 13, dan lainnya,” kata Anthony dalam keterangannya, Ahad (17/4).
Karena itu, kata Anthony, sudah selayaknya status driver online di Indonesia juga disetarakan dengan karyawan, sehingga mereka juga dapat memperoleh semua hak karyawan sesuai peraturan yang berlaku.
Hal itu, kata Anthony, perlu dilakukan untuk mencegah perusahaan penyedia taksi (tranportasi) online melakukan eksploitasi terhadap driver online dengan melakukan rekrutmen sebanyak-banyaknya, yang membuat pendapatan setiap driver online menjadi sangat rendah. (*)