Soal Keputusan MIT-Tsinghua, Najib Razak Iri; Mengapa yang Dipilih Indonesia?

  • Bagikan
IRI INDONESIA: Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak mengaku kecewa setelah MIT dan Tsinghua mendirikan universitas bersama di Indonesia, bukan di Malaysia.

INDOSatu.co – KUALA LUMPUR – Penyesalan tidak datang dua kali. Itulah yang dirasakan mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Dia mengaku kecewa karena Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat dan Universitas Tsinghua China justru memilih Indonesia, bukan Malaysia untuk mendirikan kampus universitas bersama.

“Saya sangat kecewa bahwa Massachusetts Institute of Technology (MIT) dari Amerika Serikat dan Universitas Tsinghua dari China telah memilih Indonesia dan bukan Malaysia untuk mendirikan kampus universitas bersama,” ujarnya di Facebook seperti dikutip Free Malaysia Today, Rabu (19/1)

Malaysia, kata Najib, dinilai mampu menjadi pusat pendidikan internasional. Sebab, dengan adanya universitas ternama dari luar negeri, akan makin meningkatkan kepercayaan mahasiswa terhadap negara itu.

Baca juga :   Sambut Peserta R20, Ketum PBNU: Selamat Datang di Tanah Hindu di Negeri Mayoritas Muslim

Menurut Najib, keberadaan kampus universitas internasional memungkinkan mahasiswa lokal untuk melanjutkan studi dengan biaya yang terjangkau. Selain itu, kata dia, juga bisa menjadi pusat pendidikan tinggi di kawasan Asia dan dunia.

“Karena itu, ketika saya menjadi Menteri Pendidikan maupun saat menjadi perdana menteri, 11 kampus universitas internasional telah didirikan,” kata dia.

Hal ini, kata Najib, sejalan dengan niat pemerintah Barisan Nasional (BN) sebelumnya untuk menjadikan pendidikan yang berkualitas sebagai wadah peningkatan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan berketerampilan tinggi yang berujung pada peningkatan daya saing negara.

Baca juga :   Konferensi G-20 Ditandai dengan Diresmikannya "UID Bali Campus"

Pada bagian lain, ungkap dia, terlepas dari perseteruannya dengan Dr Mahathir Mohamad, Najib mengaku bahwa sebenarnya mendukung proposal Mahathir untuk bekerja dengan Universitas Tsukuba Tokyo mendirikan kampus di Selangor atau Kedah. Sayangnya, hal itu belum terwujud.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Yayasan Upaya Indonesia Damai (UID), Dr. Suyoto mengungkapkan, bahwa lembaganya dipercaya untuk program kerjasama pendidikan yang telah berjalan dengan MIT dan Tsinghua University untuk Pendidikan Eksekutif. Angkatan pertamanya berlangsung sejak tahun 2008 dan kini sedang memasuki angkatan ke-7 (IDEAS Asia Pacific). Di Indonesia kerjasama kampus internasional itu dinamai UID Bali Campus.

Baca juga :   Terima Delegasi UEA, Muhammadiyah Tegaskan Hadiri Abu Dhabi Forum for Peace 2022

UID Bali Campus, kata Suyoto, juga akan menjadi rumah bagi Tsinghua University Southeast Asia Center, sebagai kerjasama Yayasan UID dengan Tsinghua University. Tahun lalu kerja sama ini berhasil menyelenggarakan pendidikan profesional, Happy Digital X: System, Product and Service, angkatan pertama dan berbagai kegiatan lainnya.

“Tidak semua negara beruntung seperti Indonesia. Buktinya negara lain juga berharap, salah satunya negara Malaysia,” kata pria kelahiran Bakung, Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *