Sikapi Tahun Politik 2024, Haedar: Hindari Politik Uang, Pilih Pemimpin yang Amanah

  • Bagikan
PILIH YANG TEPERCAYA: Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di acara Tabligh Akbar yang digelar Muhammadiyah Ngawi, Jawa Timur, belum lama ini.

INDOSatu.co – NGAWI – Peringatan tegas datang dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di tahun politik 2024 mendatang. Apa katanya? Di hadapan 2,000 lebih warga Muhammadiyah di acara Tabligh Akbar yang digelar Muhammadiyah Ngawi, Jawa Timur, belum lama ini, Haedar berpesan kepada warga Muhammadiyah dan masyarakat umum supaya tidak menjadi pemilih yang permisif.

Tindakan permisif, kata Haedar menjadi biang perbuatan tindak pidana korupsi dan penyelewengan lain oleh pemimpin terpilih. Dia mencontohkan, tindakan permisif oleh masyarakat, salah satunya adalah pembiaran atau mungkin malah menyetujui adanya politik uang atau money politics.

Kepada warga Muhammadiyah menjelang tahun politik 2024, Guru Besar Ilmu Sosiologi itu menegaskan supaya jangan sampai ada gelagat dan tawaran untuk terjadinya politik uang. Dia mengatakan jangan lagi ada argumen ‘terima uangnya, tapi jangan coblos gambarnya’.

Baca juga :   Haedar: Siap Kelola Tambang, Jika Tak Bermanfaat bagi Umat, Siap Kembalikan IUP

‘’Tindakan itu merupakan latihan korupsi. Bahkan, itu praktik korupsi di masyarakat, dan warga Muhammadiyah jangan seperti itu,” ungkap dikutip dari muhammadiyah.or.id, Ahad (23/10).

Haedar berpesan kepada warga Muhammadiyah untuk memilih calon pemimpin yang sidiq, tabligh, fatanah dan amanah. Jika yang didukung atau yang dipilih kalah, tidak kemudian lantas membenci. Warga Muhammadiyah harus mendukung pemimpin yang terpilih selama berada di atas jalur konstitusi.

“Dan kalau yang kita dukung kalah, legowo karena itu namanya kontestasi. Sebagaimana kita menonton pertandingan bola, termasuk menonton kejuaraan Tapak Suci,” ucap Haedar yang disambut gelak tawa hadirin. Tapak Suci merupakan seni pencak silat dan bela diri milik Persyarikatan Muhammadiyah.

Baca juga :   Sikapi Muktamar, Haedar: Kita Diajari di Muhammadiyah Tidak Boleh Cari Jabatan

Haedar mengungkapkan bahwa, jika demokrasi berbasis iman dan akhlak, Indonesia dipastikan bakal menjadi negara yang berkemajuan. Menurut dia, selain pemimpin baik dan adil yang dipilih melalui demokrasi berbasis iman dan akhlak, masih ada faktor lain dalam membangun Indonesia maju, yaitu ilmu pengetahuan, teknologi dan semua yang terkait dengan kecakapan hidup.

Karena itu, Haedar berpesan kepada generasi dan kader-kader muda Muhammadiyah untuk senantiasa serius dalam belajar, menguasai IPTEK, dan segala macam keahlian dengan tetap iman, taqwa dan berbakti kepada orang tua sebagai pondasinya.

Baca juga :   Turki Usmani Pilihan Bamus Betawi, Lulung: Semoga Menjadi Doa

“Kalau itu generasi muda kita, dan generasi bangsa kita, maka Indonesia akan maju.” ungkap Haedar.

Sementara itu, dalam konteks keagamaan dan kemuhammadiyahan, seluruh warga Muhammadiyah agar memahami Islam secara komprehensif dengan pendekatan bayani, burhani dan irfani. Jangan sempit dan jangan dangkal. Selain itu, Muhammadiyah daerah, terlebih di Ngawi harus berkemajuan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)-nya.

“Banyak anak-anak kita yang hebat, tapi kalau lembaga pendidikannya tidak bagus, potensi mereka bisa tidak berkembang. Maka, wajib hukumnya amal usaha (AUM, Red) kita tingkatkan kualitasnya, jika kita ingin memajukan bangsa,” pungkas Haedar. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *