INDOSatu.co – RUSIA – Meski bekas negara komunis, Rusia (dulu Uni Sovyet), kini menjelma sebagai negara yang menghargai perbedaan, terutama soal keberagaman agama yang dipeluk rakyatnya.
Karena itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mendefinisikan bahwa aksi menghina Nabi Muhammad SAW, justru dianggap sebagai pelanggaran kebebasan beragama dan pelanggaran terhadap perasaan suci orang-orang Islam.
Respons bijak Putin tersebut menyikapi berbagai aksi beberapa negara Eropa yang akhir-akhir ini membatasi ruang gerak penduduk yang beragama Islam untuk menjalankan berbagai aktivitas dan ritual agamanya. Misalnya, membatasi dan tidak boleh mengenakan hijab bagi perempuan muslim, pembatasan pendirian rumah ibadah, dan sebagainya.
“Penghinaan terhadap Nabi Muhammad) adalah pelanggaran kebebasan beragama dan pelanggaran perasaan suci orang-orang Islam,” ujar Putin, Senin (27/12).
Dikutip melalui laman kantor berita Rusia, TASS, Putin mengimbau, umat dan para pemimpin dunia Islam harus mengingatkan tentang hal tersebut kepada petinggi-petinggi negara non-Muslim. Putin menilai itu merupakan salah satu upaya untuk melawan Islamofobia.
Sebagai kepala negara dengan beragam pemeluk agama penduduknya, Putin menghormati dan mengapresiasi kebebasan artistik secara umum. Namun dia memperingatkan, hal itu memiliki batas dan tak boleh melanggar kebebasan lain. Putin menjelaskan, Rusia sudah berkembang menjadi negara yang beragam. Warga Rusia, kata dia, sudah terbiasa menghormati tradisi satu sama lain.
Sayangnya, Putin melihat, bahwa budaya saling menghormati perbedaan seperti yang berlangsung di Rusia, tak terlihat di sejumlah negara lain di dunia.
Pernyataan Putin itu menimbulkan simpati para pemimpin dunia. Salah satunya adalah Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan. Presiden yang juga mantan atlet kriket itu
menyambut pernyataan Putin perihal penghinaan terhadap Nabi Muhammad bukan bentuk kebebasan berekspresi.
“Saya sangat antusias dan menyambut baik pernyataan Presiden Putin, yang menegaskan kembali pesan saya bahwa menghina nabi suci kami (Muhammad) bukanlah kebebasan berekspresi,” kata Khan lewat akun Twitter pribadinya, dikutip Mehr News Agency.
Rusia ke depan memang diprediksi bakal menjadi negara dengan pertumbuhan penduduk muslim terbesar di dunia. Hal itu dimaklumi karena sebagian negara-negara bekas negara Uni Sovyet itu, dulu sebagian besar penduduknya adalah muslim yang berkembang di Eropa Timur. Pertumbuhan mereka kini mengagumkan dunia Islam. (za/red)