Siaga Demi Petani, Pemkab Lamongan Terus Kawal Ketersediaan Air di Musim Kemarau

  • Bagikan
CEK EMBUNG: Tiga petugas dari Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Lamongan terus mengawal ketersediaan air di Kabupaten Lamongan.

INDOSatu.co – LAMONGAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menetapkan bulan Agustus menjadi puncak terjadinya kemarau tahun 2023. Menghadapi musim kemarau tahun ini, Pemerintah Kabupaten Lamongan bersama Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Lamongan terus mengawal ketersediaan air di Kabupaten Lamongan.

Kepala Dinas PU SDA Kabupaten Lamongan Gunadi mengatakan, sampai saat ini ketersediaan air dari daerah sekitar irigasi (Waduk Gondang dan Waduk Prijetan) aman, karena para petani sudah memasuki musim tanam palawija, sehingga tidak membutuhkan banyak air. Namun, kata Gunadi, ada sedikit kendala di wilayah sekitar Bengawan Jero karena terdapat 6 ribu lahan yang masih berada masa tanam padi yang membutuhkan banyak air.

Baca juga :   Renovasi 535 RTLH Rampung, Bupati Datangi Istiasih. Siapa Dia?...

“Kami terus mengawal ketersediaan air di Lamongan, khususnya untuk kegiatan pertanian. Wilayah selatan dan sekitarnya kami nyatakan aman karena sudah panen. Namun, kita perlu kerja keras lagi untuk memantau wilayah Kecamatan Karangbinangun dan Kalitengah yang belum memasuki masa panen padi,” tutur Gunadi saat ditemui di Kantor PU SDA Kabupaten Lamongan, Jumat (4/8).

Gunadi menerangkan, adanya kendala terjadi karena pola tanam yang tidak bertumpu pada jadwal yang telah dibuat oleh UPT SDA Kuro dan HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air) Bengawan Jero. Adanya pola tanam yang tidak sesuai tentu mempengaruhi aliran air, harusnya Mei petani sudah mengakiri masa tanam.

Baca juga :   Temukan Jalan Berkualitas Buruk, Miyadi: Jika Terbukti, Rekanan Harus Disanksi

”Ini akan menjadi evaluasi kami tahun depan karena mungkin ini adalah tahun pertama HIPPA sekitar menjalankan tugas, jadi perlu ditingkatkan komunikasinya,” terang Gunadi.

Menindaklanjuti masalah yang terjadi di Bengawan Jero, pihaknya akan meminta bantuan air ke hulu, yakni Bendungan Gerak Babat melewati Sluis Besur agar di wilayah Bengawan Jero tetap bisa melakukan panen.

“Pola tanam adalah titik awal mengatur air dan sistem pembagian air giliran dan golongan. Untuk mengatasi Bengawan Jero, kami meminta bantuan ke hulu Bendung Gerak Babat, agar petani tetap panen,” jelas Gunadi.

Baca juga :   Mengaku Kondisinya Baik, Bupati Bojonegoro Terpapar Covid

Gunadi juga menekankan akan terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, dan masyarakat agar ketersediaan air di Lamongan terjaga karena berakhirnya musim kemarau tidak bisa dipastikan.

“Koordinasi terus kita lakukan bersama semua pihak agar tetap terjaga sampai akhir kemarau yang diperkirakan pada akhir Oktober nanti. Tetapi, prediksi tidak bisa dijadikan patokan utama, jadi kami akan terus mempersiapkan akan maju atau mundurnya prediksi,” tegas Gunadi. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *