Selain Aksi “Tanpa Kata”, Demo Pengemudi Ojol di Kemenhub Juga Disertai Jahit Mulut

  • Bagikan
MATANGKAN RENCANA AKSI: Ketua Umum FSPOSI, Hamam Khrisna (dua dari kanan) beserta para pengurus dan korlap berkoordinasi untuk persiapan demo di Kantor Kemenhub, Rabu (27/7) besok.

INDOSatu.co – JAKARTA – Aliansi Barisan Ojol Merdeka (BOM) terus mematangkan rencana aksi demo yang dilakukan di depan Kantor Kementerian Perhubungan. Dalam aksi yang digelar Rabu (27/7) besok, demo tidak hanya dilakukan dengan “Tanpa Kata”, tetapi juga dibarengi dengan aksi jahit mulut.

Ketua Umum Federasi Pengemudi Ojek Online Seluruh Indonesia (FSPOSI), Hammam Khrisna ketika dikonfirmasi INDOSatu.co, Selasa (26/7) siang membenarkan rencana aksi jahit mulut tersebut. Untuk demo besok, Khrisna mengaku tidak main-main. ‘’Iya betul. Jahit mulut akan kami lakukan,’’ kata Khrisna.

Lantas? Jika aksi tersebut dianggap yang berlebihan, namun Khrisna justru menganggap hal itu dianggap biasa saja. Yang menganggap berlebihan, kata Khrisna, karena mereka memang tidak mengetahui kepedihan hati para pengemudi Ojek Online selama ini. ‘’Jahit mulut itu sebagai hopeless (putus asa, Red) kita selama ini,’’ ungkap Khrisna.

Baca juga :   Aksi Diam dan Jahit Mulut Aliansi BOM, Pejabat Kemenhub: Pak Menteri Siap Revisi Tarif

Khrisna mengatakan, aksi “Tanpa Kata” itu sengaja dilakukan tanggal 27 Juli supaya pemerintah bisa melihat, bagaimana penderitaan dan keseriusan FSPOSI memperjuangkan nasib kaum ojek online. Tidak hanya pengemudi ojek online di DKI Jakarta dan sekitarnya, melainkan pengemudi ojek online di seluruh Indonesia.

Aksi jahit mulut yang akan dilakukan itu, kata Khrisna, juga bukan tanpa alasan. Sikap tersebut diambil seteIah para pemangku kebijakan, tidak ada itikad baik untuk melakukaan revisi tarif dan memikirkan nasib pengemudi ojek online. Idealnya, kata dia, revisi tarif sebagaimana diatur didalam PM 12 dan KP 548, mestinya direvisi maksimal satu tahun sekali. Tetapi yang terjadi, bertahun-tahun revisi tarif itu tidak pernah dilakukan.

Baca juga :   Dampak Polusi Udara Bagi Para Lansia. Dosen UM Surabaya Bilang Seperti Ini....

‘’Sudah hampir dua tahun ini revisi tarif hanya dijanjikan belaka, tapi tak kunjung dilakukan. Padahal, evaluasi tarif terakhir dilakukan pada awal tahun 2020. Sampai detik ini tidak ada evaluasi tarif,’’ kata Khrisna.

Hingga kini belum diverifikasi berapa jumlah peserta yang akan mengikuti aksi demo “Tanpa Kata” dan jahit mulut. Yang pasti, kata Khrisna, jumlah anggota pengemudi ojek online diakui sangat besar.

Baca juga :   Jaga Persatuan dan Kesetaraan, Anies: Itulah Ladang KAHMI

‘’Pernah dalam suatu aksi, kami pernah kerahkan 20 ribu peserta, yang datang dari berbagai wilayah sekitar DKI Jakarta. Saya tidak mau sesumbar. Lihat saja Rabu (27/7) besok,’’ kata Khrisna.

Seperti diketahui, Aliansi Barisan Ojol Merdeka (BOM) akan menggelar aksi demo. Aksi tersebut menjadi menarik karena akan dilakukan dengan cara “Tanpa Kata” alias diam. Sedangkan sasaran aksi adalah di Kantor Kementerian Perhubungan dan digelar pada Rabu (27/7).

Belakangan berkembang, bahwa selain aksi diam, mereka juga akan melakukan aksi jahit mulut sebagai simbol protes kepada negara yang dianggap tidak ada perlindungan kepada pengemudi Ojek Online di seluruh Indonesia. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *