INDOSatu.co – BOJONEGORO – Di usianya yang ke-347 tahun, Kabupaten Bojonegoro terus berkomitmen mewujudkan masyarakat lebih makmur dan sejahtera. Hal itu sesuai dengan cita-cita dan harapan masyarakat Bojonegoro saat ini maupun ke depan. Tema besar itu sangat relevan dengan kondisi Kabupaten Bojonegoro saat ini.
Berdirinya Kabupaten Bojonegoro tak lepas dari sebuah sejarah perjuangan panjang. Pada 20 Oktober 1677, status Jipang yang sebelumnya adalah kadipaten diubah menjadi kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Tumapel yang juga merangkap sebagai Bupati pertama yang berkedudukan di Jipang.
Hari jadi Kabupaten Bojonegoro juga merupakan ritual yang sakral dimaknai unsur serta nilai sejarah, perjuangan, perlawanan, serta pembebasan dari para pemimpin Bojonegoro terdahulu. Tradisi napak tilas ke makam leluhur pendahulu Bojonegoro menjadi hal yang patut diteladani sebagai bentuk penghormatan yang tak ternilai.
Pada Jumat 18 Oktober 2024 usai melaksanakan salat Jumat, Penjabat Bupati Bojonegoro Adriyanto bersama seluruh rombongan Forkopimda dan Kepala OPD berangkat bersama-sama dari rumah dinas menuju makam leluhur. Makam Pangeran Raden Aryo Dalem atau Buyut Dalem (masyarakat menyebutnya) yang berada di Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Bojonegoro menjadi titik awal ziarah. Dari lokasi tersebut, Pj. Bupati Adriyanto dan rombongan bersama sejumlah tokoh melakukan tahlil dan doa bersama, harum taburan bunga kamboja memaknai renungan suci sebuah perjuangan.
Dalam rangkaian itu, Pj. Bupati Adriyanto berkesempatan memberikan sejumlah bingkisan kepada juru kunci makam, menjadikannya senyum bahagia. Adriyanto menyampaikan bahwa hari ini melaksanakan kegiatan ziarah ke makam leluhur Bojonegoro dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Ke-347.
“Semoga di hari jadi Bojonegoro ke-347 ini, masyarakat semakin makmur, sejahtera, dan semakin baik” harap Pj. Bupati Adriyanto.
Masih di sekitaran kota, perjalanan ziarah dilanjutkan ke area pesarean Kanjeng Soeamntri yang berada di Kelurahan Mojo Kampung. Kanjeng Soemantri atau Raden Adipati Aryo Koesoemo Adinegoro merupakan Bupati Bojonegoro ke-21 (1916-1936). Aneka tumpengan membawakan berkah keguyuban bersama jajaran Forkopimda dan warga.
Berlanjut ke wilayah selatan, Adriyanto beserta rombongan berziarah menuju ke area pesarean Adipati Aryo Matahun di Desa Ngraseh Kecamatan Dander. Adipati Aryo Matahun adalah Pangeran Sasongko atau Raden Songko keturunan dari Raden Wijaya era kekuasaan Kerajaan Majapahit dari Raden Patah Demak.
Terakhir, ziarah berlanjut ke area pesarean Raden Adipati Djojonegoro yang berada di area pematang sawah Desa Mojoranu. Adipati Djojonegoro menjabat Bupati Bojonegoro pada tahun 1837-1844, dan wafat pada tanggal 13 Juli 1852. (*)