Sabri dan Anwar Adu Kuat untuk Pimpin Malaysia

  • Bagikan
BERSAING KETAT: Dato' Sri Ismair Sabri Yaakob dan Dato' Sri Anwar Ibrahim pengganti mantan PM Muhyiddin Yassin.

INDOSatu.co – KUALA LUMPUR — Pasca mundurnya Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin, Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah kini perlu segera menunjuk kandidat kuat PM pengganti Muhyiddin.

Diantara beberapa nama yang muncul ke permukaan, tampaknya akan mengerucut kepada dua nama. Mereka adalah Wakil Perdana Menteri Malaysia dan politisi dari Partai Orgaisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob dan Dato’ Sri Anwar Ibrahim, dari koalisi yang selama ini kritis terhadap pemerintah yang dipimpin Muhyiddin. Siapa yang paling berpeluang, tentu menarik untuk diikuti dalam beberapa ke depan.

Raja Abdullah Ri’ayatuddin sendiri tentu tidak ingin berlama-lama melihat Malaysia tanpa kepala pemerintahan secara definitif.

Ismail Sabri Yaakob, dianggap berpeluang menjadi perdana menteri berikutnya. Dia telah mendapatkan suara mayoritas dari partai politik yang berada di koalisi mantan perdana menteri Muhyiddin.

Sabri Yaakob mempelopori kebijakan keamanan selama krisis Covid-19 dan dipromosikan menjadi wakil perdana menteri pada Juli. Sementara itu, Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim juga berusaha mengamankan dukungan untuk membentuk pemerintahan.
Anwar berpeluang kuat karena sampai hari ini (18/8), koalisi Blok Oposisi solid mendukung Anwar sebagai kandidat PM dengan 102 anggota parlemen.

Baca juga :   Sabri Yakoob Resmi Dilantik Jadi Perdana Menteri Malaysia

Meski demikian, dia tetap masih melobi untuk mencari tambahan dukungan paling tidak 9 dukungan Ahli parlemen lainnya jika ingin membentuk pemerintahan (111 kursi majority mudah) dari 222 total kursi parlemen di Malaysia.

Jika Anwar bisa meyakinkan anggota parlemen dari Partai Sarawak (GPS/, dan anggota parlemen bebas lainnya maka jalan Anwar menuju kursi PM akan menjadi kenyataan karena didukung 2/3 anggota parlemen.

Dalam titah Raja Malaysia sebelum ini, semua anggota parlemen Malaysia mengharuskan untUk mengirimkan surat pernyataan dukungan paling lambat pukul 4 sore hari ini, Rabu (18/8). Raja Malaysia akan mengadakan pertemuan pada hari Jumat 20/08 bersama seluruh Raja/Sultan dari 12 Negeri untuk membahas siapa yang sesuai sebagai pengganti Muhiyyidin Dan selanjutnya akan diumumkan siapa yang mrnjadi Perdana Menteri baru pada hari Senin
(23/08).

Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah meminta agar perdana menteri baru yang telah ditunjuk nanti harus segera mengajukan mosi percaya di parlemen, Rabu (18/8). Hal itu bertujuan untuk membuktikan secara sah mayoritas para anggota dewan.

Baca juga :   PD Moeldoko: Keputusan PN Jadi Pintu Masuk Menangi PTUN

“Yang Mulia mengatakan bahwa perdana menteri yang telah ditunjuk oleh agong berdasarkan pasal 40(2)(a) dan 43(2)(a) Konstitusi Federal harus sesegera mungkin mengajukan mosi percaya pada DPR untuk membuktikan bahwa dia mendapat kepercayaan mayoritas anggota parlemen,” ujar juru bicara Istana Negara Malaysia Ahmad Fadil Syamsuddin dalam sebuah pernyataan, Rabu (18/8).

Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa dalam pertemuan dengan para pemimpin partai politik Selasa kemarin, (17/8) Raja telah menekankan bahwa konsensus dan kejujuran di antara anggota parlemen sangat diperlukan untuk memastikan bahwa kesejahteraan dan keselamatan rakyat tetap menjadi prioritas. “Anggota DPR perlu menunjukkan solidaritas dengan melanjutkan upaya, memberikan komitmen tinggi dan memberikan pelayanan terbaik kepada rakyat,” ujarnya.

Raja Malaysia juga mengatakan agar seluruh anggota dewan yang berjumlah 222 orang menyerahkan nama perdana menteri baru sebelum pukul 16.00 waktu setempat pada hari ini, Rabu. “Yang Mulia telah menyatakan gejolak politik yang tidak berkesudahan tanpa henti telah mengganggu jalannya pemerintahan disaat kita masih menghadapi ancaman pandemi Covid-19,” kata pernyataan Istana.
Selanjutnya, Raja Malaysia akan memimpin pertemuan dengan raja-raja Melayu untuk membahas masalah terkini yang dijadwalkan pada Jumat. Namun, belum jelas apakah keputusan perdana menteri baru akan diumumkan setelah itu.

Baca juga :   UMNO Tarik Dukungan, PM Muhyiddin Diujung Tanduk

Muhyiddin Yassin mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Senin (16/8) setelah mengakui bahwa dia telah kehilangan mayoritas di parlemen. Namun hingga kini dia tetap menjadi perdana menteri sementara sampai penggantinya disebutkan.
Pengunduran diri tersebut telah memperdalam krisis politik selama berbulan-bulan ketika Malaysia bergulat dengan lonjakan Covid-19 dan kemerosotan ekonomi. Tidak ada partai politik yang memiliki mayoritas di parlemen, sehingga calon yang menang harus membentuk koalisi.
Malaysia berada dalam kondisi politik yang berubah-ubah sejak tuduhan korupsi yang meluas menyebabkan kekalahan UMNO dalam pemilu 2018 yang telah memerintah selama lebih dari 60 tahun sejak kemerdekaan. Mahathir Mohamad memimpin oposisi menuju kemenangan pemilihan untuk pertama kalinya, tetapi aliansi itu runtuh karena pertikaian tahun lalu.
Muhyiddin kemudian berkoalisi dengan parpol yang kalah dalam pemilu, termasuk UMNO. Namun, aliansi itu juga rapuh. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *