Rupiah Tembus Rp 16.630 per Dolar AS, Anthony: Tim Ekonomi KMP Parah

  • Bagikan
TERUS MELEMAH: Kurs rupiah di pasar spot saat ini yang sudah tembus Rp16.630 per dolar AS.

INDOSatu.co – JAKARTA – Perekonomian Indonesia belakangan ini makin tidak menentu. Selain indek harga saham gabungan (IHSG) yang terkonfirmasi terpuruk sebesar 5 persen lebih, kurs rupiah terhadap Dolar AS juga terus melemah. Bahkan, sekarang sudah tembus Rp 16.630 per dolar AS di pasar spot.

Menyikapi kondisi tersebut, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengaku prihatin, Terutama di bagian tim ekonomi Kabinet Merah Putih (KMP), kinerja mereka selama pemerintahan Prabowo dilantik, masih belum terlihat positif. Bahkan, kinerja mereka makin hari makin parah.

Baca juga :   Putusan terhadap Gibran sebagai Wapres Ditunda, Anthony Anggap Hakim Bermanuver Politik

Anthony mengatakan, bahwa stabilisasi nilai tukar rupiah menjadi tanggung jawab Bank Indonesia yang merupakan lembaga independen di luar eksekutif (pemerintah). Dan apa yang harus dilakukan, hanya BI yang tahu.

Artinya, kata Anthony, pemerintah tidak bisa mencampuri urusan moneter, termasuk urusan penentuan suku bunga acuan yang bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Melemahnya nilai tukar rupiah, ungkap Anthony, memang sudah terjadi terus menerus. Selama periode kepemimpinan Gubernur Bank Indonesia di bawah Perry Warjiyo, sejak Mei 2018 sampai sekarang, nilai tukar rupiah sudah terdepresiasi dari sekitar Rp 14.000 per dolar AS menjadi lebih dari Rp 16.500 saat ini.

Baca juga :   Tidak Disahkan DPR Jadi UU, Fraksi PKS Desak Pencabutan Perppu Cipta Kerja

Dengan fakta tersebut, kata Anthony, hal itu menunjukkan bahwa Bank Indonesia nampak tidak berdaya, dan gagal menjaga nilai tukar rupiah agar tidak terdepresiasi terus menerus.

Kalau melihat tren seperti ini, kata Anthony, kemungkinan kurs rupiah akan tembus Rp 17.000 sangat mungkin terjadi, Bahkan, bisa lebih buruk dari itu. Karena itu, tim ekonomi pemerintah harus kerja keras keras agar resiko jelek tidak terjadi.

Baca juga :   PKS Tolak Revisi UU Pilkada, Anggap Tidak Efisien dan Berpotensi Rusak Demokrasi

”Jadi, kita tunggu kebijakan apa yang akan diambil oleh Bank Indonesia untuk memperkuat kurs rupiah.” kata Doktor Ilmu Ekonomi alumni Erasmus University, Rotterdam, Belanda, itu.

Selama ini, ungkap Anthony, para pejabat negara mengatakan, fundamental ekonomi Indonesia sangat bagus. Karena itu, idealnya tidak ada alasan nilai tukar rupiah melemah terhadap Dolar AS.

”Tetapi faktanya nilai tukar rupiah terus melemah. Kenapa? Apakah ada salah kebijakan? Hanya Bank Indonesia yang dapat menjelaskannya,” pungkas Anthony. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *