INDOSatu.co — SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, meminta pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM), baik ujicoba maupun terbatas, diminta untuk melakukan laporan harian. Laporan tersebut sebagai akumulasi dalam pelaksanaan evaluasi mingguan.
“Tadi ada usulan pakar dari Universitas Diponegoro (Undip) agar diadakan evaluasi mingguan. Maka, menurut saya laporan harian harus dibuat. Akumulasi harian itu nantinya untuk evaluasi mingguan,” ujar Ganjar usai rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Kantor Gubernur Gedung A lantai 2, Selasa (14/9).
Evaluasi itu, ungkap Ganjar, akan dijadikan pijakan dalam pengambilan kebijakan ke depan terkait PTM. Sebab, kata dia, dalam beberapa kunjungannya di daerah, masih menemukan pelanggaran protokol kesehatan (prokes) di sekolah.
“Buktinya saya waktu mampir di Klaten dan Boyolali, masih ada guru yang menyambut saya tidak pakai masker, siswa masuk tidak pakai masker, walau cuma satu, duduk berdampingan. Ini kecil dan belum dilaksanakan, apalagi yang besar atau berat,” lanjutnya.
Menurut Ganjar, perlu dilakukan edukasi terus-menerus dan kesiapan-kesiapan yang matang. Baik menyangkut sarana dan prasarana, guru, serta siswanya harus benar-benar siap.
“Seperti di Kota Tegal, misalnya, hampir 100 persen. Mereka ingin buka semuanya. Tapi nanti dulu, harus dihitung kesiapan-kesiapan yang ada. Jangan sampai kesiapan itu hanya klaim bahwa saya sudah siap. Ora (tidak, Red) cukup. Harus diuji sarana dan prasarana, guru, dan juga siswanya,” jelas alumni UGM Jogjakarta ini.
Disinggung perguruan tinggi, Ganjar langsung memperbolehkan untuk melakukan ujicoba. Namun, ungkap dia, dengan catatan harus berkoordinasi dengan gubernur.
“Perguruan tinggi sudah ada di UNS model hybride. Kalau kami, saya izinkan, silakan ujicoba. Tinggal kita koordinasi, kalau di perguruan tinggi itu sedang ada ujicoba. Menurut saya tidak apa-apa, dimulai saja,” tandasnya. (*)