INDOSatu.co – BOJONEGORO – Akhirnya terungkap motif pemberhentian Direktur Utama PT Asri Dharma Sejahtera (sebelumnya disebut Presdir, Red), Lalu M. Syahril Majdi. Molornya penyelesaian program Corporate Social Responsibility (CSR) Jambanisasi, termasuk yang di Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, yang jadi alasan pencopotan, ternyata hanya isapan jempol belaka. Ada kesan dicari-cari alasan untuk ‘mengkriminalisasi’ Syahril dari kursinya sebagai dirut.
Plt Direktur Utama PT Asri Dharma Sejahtera (ADS), Arief Adi Wibowo memastikan bahwa seluruh pengerjaan program CRS PT Asri Dharma Sejahtera sudah selesai. Bahkan, 90 jamban yang dibangun sudah tuntas sejak 20 Agustus 2022 lalu.
‘’Saya sudah meninjau program jambanisasi di Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, dan saya pastikan proses pengerjaan program CSR tersebut berjalan dengan baik,’’ kata Arief dalam keterangannya kepada INDOSatu.co, Senin (5/9).
Berdasar pantauan di lapangan, ungkap Arief, secara keseluruhan pembangunan jambanisasi yang berjumlah 90 unit sudah tuntas. Bahkan, sebagian besar masyarakat sudah bisa merasakan manfaatnya. ‘’Baik untuk mandi, mencuci, buang air besar, maupun keperluan lainnya,” kata Arief.
Informasi yang dihimpun wartawan INDOSatu.co, yang menentukan titik dan siapa saja penerima manfaat program tersebut adalah pejabat teras Pemkab Bojonegoro. PT ADS hanya mengikuti maunya pejabat tersebut. Karena itu, jika masalah CSR itu dikaitkan untuk mengevaluasi jabatan dirut PT ADS, jelas tidak beralasan.
Lalu Syahril sendiri diberhentikan dari jabatannya sebagai dirut PT ADS per tanggal 26 Agustus. Padahal, program jambanisasi itu sudah selesai 20 Agustus. Karena itu, jika pemberhentikan itu alasannya karena keterlambatan program CSR, jelas tidak bisa diterima nalar. Apalagi ada anggota Komisi B DPRD Bojonegoro yang latah bicara CSR PT ADS, tapi tidak tahu menahu duduk persoalan yang sebenarnya.
Terkait program CSR jambanisasi di Desa Napis, Arief tidak menampik adanya sedikit keterlambatan. Hal itu terjadi lantaran adanya sejumlah faktor di lapangan. Di antaranya faktor cuaca alam, yakni musim penghujan pada masa pengerjaan proyek. Selain itu, karena adanya kelangkaan bahan material buis beton pada saat pengerjaan.
“Kondisi jalan yang rusak juga membuat akses kendaraan menuju ke lokasi proyek sulit dijangkau,” terang Arief.
Kata Arief, para pemegang saham, yakni Pemkab Bojonegoro dan PT Surya Energi Raya (SER) tentu sudah tahu dan mendukung program tersebut karena memberi kemanfaatan untuk masyarakat Kabupaten Bojonegoro.
Ke depan, kata Arief, akan dilakukan perbaikan mekanisme komunikasi agar perkembangan implementasi CSR dapat dimonitor bersama para pemangku kepentingan.
Sekedar diketahui, pembangunan proyek jambanisasi ini merupakan program pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui program CSR dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Asri Dharma Sejahtera (ADS) tahun 2021.
Dengan adanya program jambanisasi ini, Pemkab Bojonegoro berharap bisa memperbaiki sanitasi di lingkungan sekitar. Sehingga masyarakat bisa menikmati dan menghirup udara segar, serta bisa hidup lebih bersih dan sehat. (adi/red)