INDOSatu.co – SURAKARTA – Selain teologi Al-Ma’un, kerangka Fastabiqul Khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) dalam gerakan Muhammadiyah dikenal inklusif dan mengedepankan ta’awun dengan siapa saja.
Karakter Muhammadiyah yang inisiatif, kolaboratif dan suka bergerak langsung untuk memberi solusi ini, dianggap Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai alasan yang menjadikan Muhammadiyah tetap eksis hingga saat ini.
“Inilah yang menurut saya membuat Muhammadiyah makin dicintai rakyat. Makin dicintai oleh masyarakat. Karena budaya, karena budaya saling membantu, saling peduli adalah nilai luhur anugerah Allah SWT yang memampukan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan dan bisa diselesaikan dengan baik. Sehingga, alhamdulillah Indonesia termasuk satu dari sedikit negara yang mampu bertahan ekonominya dan bahkan bertumbuh di tengah beratnya tantangan-tantangan yang dihadapi dunia,” kata Jokowi.
Pada Apel Akbar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) yang diikuti 25.000 anggota, Rabu (20/9) di Stadion Manahan Surakarta, Presiden Jokowi juga menyampaikan terima kasih atas khidmat kebangsaan yang telah dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah dan KOKAM.
“Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PP Pemuda Muhammadiyah dan KOKAM Muhammadiyah atas kontribusi aktif dan kepeduliannya dalam membantu masyarakat,” kata dia.
Presiden berharap, agar karakter ta’awun, kontributif, dan solutif ini juga digencarkan oleh Persyarikatan Muhammadiyah pada agenda besar, yakni Pemilu serentak di tahun 2024.
“Memang, berdasarkan pengalaman kita, mengadakan Pemilu langsung, lima kali Pemilu saya meyakini bangsa kita telah dewasa dalam berdemokrasi. Tetapi, juga kita tidak bisa pungkiri potensi risiko akan tetap ada. Potensi ketegangan juga akan tetap ada. Dan, di sinilah peran dan kontribusi organisasi suka relawan, organisasi pemuda seperti KOKAM Muhammadiyah sangat diperlukan,” ucap Jokowi.
“Masyarakat tidak boleh terbelah karena Pemilu. Kedamaian juga tidak boleh koyak karena Pemilu. Dan, lompatan bangsa ini menuju kemajuan juga tidak boleh terhalang hanya karena perebutan kekuasaan. Dalam demokrasi perbedaan pilihan itu wajar, beda pilihan itu wajar. Menang dan kalah itu juga wajar. Adu argumentasi, adu argumen itu juga wajar. Yang penting dan paling utama persatuan, kesatuan kita harus tetap kita jaga bersama-sama,” imbuhnya.
“Karena itu, saya mengharapkan dukungan Keluarga Besar Muhammadiyah untuk menjaga Pemilu yang damai dan menjaga keberlanjutan pembangunan untuk Indonesia Maju yang kita cita-citakan,” tegas Jokowi. (*)