INDOSatu.co – JAKARTA – Usai resmi dilantik menjadi presiden ke-8 RI pada Ahad (20/10), Prabowo Subianto diberi kesempatan oleh Ketua MPR Ahmad Muzani untuk menyampaikan pidato perdana sebagai presiden. Dalam pidato kenegaraan pertamanya, Prabowo menyampaikan pidato yang ‘menghipnotis’ para anggota DPR/MPR.
Dalam pidatonya, Prabowo menyerukan semua pihak bersatu patu membangun negera dalam semangat kebersamaan dan demokrasi tanpa permusuhan, caci maki, dan kemunafikan. Dia menegaskan demokrasi yang cocok untuk Indonesia adalah yang sesuai dengan sejarah dan budaya.
“Kita menghendaki demokrasi yang cocok dan berasal dari sejarah dan budaya kita, demokrasi harus santun, demokrasi beda pendapat harus tanpa permusuhan, demokrasi tanpa caci maki. Bertarung tanpa membenci dan bertanding tanpa membuat curang. Demokrasi hindari kekerasan, adu domba, demokrasi harus sejuk, menghindari kemunafikan,” ujar Prabowo tegas.
Pria yang baru saja merayakan ulang tahun ke-73 itu meminta agar semua pihak mengingat pengorbanan wong cilik untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
“Kita harus paham dan ingat selalu, pengorbanan dari rakyat kita paling miskin, wong cilik yang memberi makan pada pejuang,” kata Prabowo dalam pidatonya.
“Saya mengajak, kita menjadi bangsa berani, tidak takut tantangan, bangsa tidak takut rintangan, tidak takut ancaman,” katanya.
Dia juga memberikan apresiasi kepada pemimpin terdahulu yang telah membangun Indonesia sampai hari ini. Kini, tiba saatnya bagi dia untuk meneruskan pembangunan yang sudah dirintis dan membawa negara Indonesia menjadi lebih maju di masa depan.
Dalam pidatonya juga Prabowo berjanji untuk memberantas korupsi yang merajalela di negeri ini, membangun sektor ekonomi, meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan, mewujudkan kedaulatan pangan dan energi, memberantas kemiskinan, serta menjaga kedaulatan Indonesia agar tidak diganggu bangsa lain.
Di akhir pidatonya, Prabowo memekikkan kata merdeka dengan suara yang lantang dan tegas.
“Merdeka!, merdeka!, merdeka!” kata Prabowo pada Sidang Paripurna MPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta.
Dia kemudian berjalan menghampiri sejumlah perwakilan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang duduk di depan sembari menyalaminya satu per satu.
Selanjutnya, Prabowo membungkuk kepada seluruh hadirin dan menghampiri Presiden Ke-7 RI Joko Widodo dan melakukan gerakan hormat, sebelum memeluknya. Pemandangan tersebut mengundang simpati rakyat Indonesia terhadap Presiden Prabowo. (*)