INDOSatu.co – LAMONGAN – Musim kemarau saat ini tak disia-siakan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan. Pada saat-saat seperti sekarang inilah, dimaksimalkan Pemkab untuk menggenjot program gerakan bersih lumpur saluran dalam kota (Gempur Saloka).
Kepala Dinas PU SDA Kabupaten Lamongan Gunadi mengatakan, Gempur Saloka dilakukan dengan tujuan agar saat musim hujan tiba nanti, saluran sudah bisa berfungsi optimal.
“Gempur Saloka sudah aktif sejak tahun 2022, karena memang sudah terjadwal. Biasanya kita mulai aksi pada pertengahan musim kemarau sampai awal musim hujan,” tutur Gunadi saat ditemui di Kantor PU SDA Kabupaten Lamongan, Selasa 10/10) .
Program pembersihan dan normalisasi kanal-kanal banjir di kawasaan perkotaan ini sudah berlangsung di 5 titik hingga Oktober 2023. Diantaranya di kanal banjir Desa Sogo, Kecamatan Babat; Bedahan, Plaosan-RS Muhammadiyah sepanjang 3 Km, di Kecamatan Lamongan telah berlangsung di ruas Kelurahan Jetis-Mlaten sampai dengan Balai Kelurahan Sidokumpul sepanjang 500 M.
Selain itu, ruas Tlogo Peno Kinameng sampai dengan stasiun pompa Sidokumpul sepanjangan 1000 M, kemudian di ruas pos Polisi Dapur sampai dengan kanal Sidokumpul sepanjang 500 meter, serta di ruas RSUD Sugiri sampai saluran Sukorejo sepanjang 1000 M.
“Sampai Oktober ini sudah dilaksanakan di 2 Kecamatan yakni Babat dan Lamongan dengan menjangkau 5 titik kanal banjir,” terang Gunadi.
Hadirnya Gempur Saloka mampu membawa perubahan cukup signifikan, yakni perununan muka air di saluran dan mempercepat surutnya air saat terjadi genangan.
“Alhamdulillah gempur saloka membantu permasalahan yang ada pada hal saluran. Terlebih saluran terbuka yang ada di dekat permukiman sering terjadi pendangkalan akibat sedimen dan perilaku masyarakat yang masih sering membuang sampah di saluran,” ungkap Gunadi.
Gunadi menjelaskan bahwa, sampai saat ini pihaknya akan fokus menuntaskan permasalahan saluran di dua kecamatan. Namun tidak menutup kemungkinan program gempur saloka bisa diperluas cakupannya.
“Sampai saat ini masih menyelesaikan di dua kecamatan dan tidak menutup kemungkinan akan menyebar ke kecamatan-kecamatan lain. Kita juga sedang mengatasi kendala kita di lapangan, yakni susahnya akses masuk menuju saluran akibat padatnya permukiman, serta banyaknya bangunan liar yang berada di atas saluran,” pngkas Gunadi. (*)