Pemilu Makin Dekat, Gus Yahya Janji NU Tidak akan Jadi Kompetitor dalam Pilpres 2024

  • Bagikan
JANGAN BIKIN GADUH: Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyikapi Pileg dan Pilpres 2024 yang semakin dekat dalam Konferensi Pers di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Jumat (15/9).

INDOSatu.co – JAKARTA – Pemilihan legislatif (Pileg) dan Pemilihan presiden (Pilpres) 2024 makin dekat. Kurang dari enam bulan, kedua momen segera dilangsungkan. Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (PBNU) perlu menyampaikan imbauan kepada pihak-pihak yang terlibat politik praktis dan masyarakat umum.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan komitmennya untuk mendukung proses pemilihan umum yang mengedepankan rasa tenang, dan tenteram bagi masyarakat. Karena itu, Gus Yahya mengimbau kepada aktor politik untuk tidak membuat “kegaduhan” di tengah proses demokrasi.

“Kami mengajak kepada seluruh masyarakat untuk berupaya menjaga ketenangan, ketentraman dan pesan ini tentu pertama kali kami sampaikan dan paling utama kami sampaikan kepada para aktor politik,” ujar Gus Yahya dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Jumat (15/9).

Baca juga :   Menko PMK Kick-Off Perpres Nomor 105 Tahun 2021. Ini Isi yang Perlu Dicermati...

“Jadi, jangan sampai di dalam kompetisi politik walaupun persaingannya ketat, jangan sampai para aktor politik ini membuat manuver-manuver yang mengganggu ketenteraman, ketenangan, apalagi keselamatan masyarakat,” imbuh kiai kelahiran 1966 itu.

Menurut Gus Yahya, model pertarungan politik yang kini lazim dilakukan aktor-aktor politik kerap dimulai dari pertarungan di platform internet dengan menyebarkan hoaks dan sebagainya. Gus Yahya menyerukan agar hal-hal yang dapat mengancam ketenteraman dan kesentosaan masyarakat ini jangan sampai dilakukan oleh aktor politik.

”Mari semuanya melaksanakan kompetisi secara rasional, tenang, dan peduli kepada ketenteraman dan keselamatan masyarakat. Jangan hanya karena ingin menang lalu masyarakat yang justru menjadi korban dari pertarungan yang berlangsung,” jelas dia.

Baca juga :   Soroti Manuver Surya Paloh, Faizal: SBY dan JK sepertinya Frustasi dan Trauma

Gus Yahya juga mengimbau masyarakat untuk menjauhi segala ajakan tidak konstruktif yang dilakukan oleh para aktor politik. Baginya, keselamatan dan ketenteraman bangsa jauh lebih berharga.

“Keselamatan kita ini jauh lebih berharga. Ketenteraman jauh lebih berharga. Terkait kebijakan pemerintah, boleh setuju, boleh tidak setuju, tapi yang paling utama bahwa kita, keluarga kita, handai taulan kita harus tetap punya kesempatan untuk hidup dengan tenteram dalam keadaan apapun. Itu yang paling penting,” terang Gus Yahya.

“Seperti sudah sering kali saya sampaikan bahwa NU tidak boleh menjadi kompetitor di dalam dinamika yang ada dan PBNU tidak akan menempatkan diri sebagai pihak di dalam kompetisi yang berlangsung,” sambung Gus Yahya.

Baca juga :   Optimistis Pasangan AMIN Menang Pilpres, Eggi Sudjana: Jika Dicurangi, Revolusi!

Terkait aktivitas politik para pengurus NU, Gus Yahya menegaskan, pihaknya telah menyepakati sejumlah parameter terkait hal tersebut. Pengurus di lingkungan PBNU boleh membuat artikulasi publik terkait dengan dinamika politik, namun tidak boleh mengatasnamakan lembaga (NU). Juga tidak boleh menyimpang dari koridor norma-norma dan haluan Nahdlatul Ulama.

“Kalau mengatasnamakan lembaga itu substansinya harus merupakan hasil rapat atau hasil permusyawaratan. Kalau tidak merupakan hasil permusyawaratan, itu berarti adalah opini pribadi, bukan opini lembaga,” jelas Gus Yahya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *