INDOSatu.co – TUBAN – Hotel Front One King geger. Pasalnya, SA, 26, salah satu penghuninya ditemukan tewas di kamar hotel di Jalan Basuki Rachmad No.123-125, Doromukti, Sidomulyo, Kec. Tuban, Kabupaten Tuban tersebut. Korban merupakan karyawan PT Pertamina. Kasus tersebut sedang dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Berdasarkan beberapa keterangan yang dihimpun INDOSatu.co, penemuan mayat SA itu justru datang dari teman korban. Saat itu, teman korban menghubungi SA untuk diajak berangkat kerja bareng. Tetapi, berkali-kali dihubungi, korban tidak memberi respon.
Menurut teman tersebut, tidak biasa SA seperti itu. Setiap HP-nya dihubungi untuk diajak bareng kerja, selalu diangkat. Tidak menunggu waktu lama langsung direspon. Tetapi pagi itu, SA justru tidak merespon sama sekali. Karena merasa ada yang aneh, teman tersebut langsung menuju hotel tempat SA menginap.
Benar saja, saat pintu kamar diketuk, juga tidak ada respon dari dalam. Akhirnya teman tersebut melaporkan kepada pihak hotel. Alangkah kagetnya, saat pintu dibuka, SA sudah tidak bernyawa. Tubuh terbujur kaku. Pihak hotel Front One King pun melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Tak lama kemudian, datang beberapa petugas kepolisian untuk melakukan olah TKP.
Saat ini, penyelidikan sedang berlangsung. Belum ada kesimpulan terkat motif dan penyebab meninggalnya SA,” kata Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Dimas Robin Alexander kepada INDOSatu.co, Selasa (1/10).
AKP Dimas mengatakan, di kamar hotel Front One King tersebut, korban tinggal sendirian. Karena itu, saat ditemukan meninggal pun, korban juga dalam posisi sendirian. Informasi yang diterima penyidik, korban oleh perusahaannya memang difasilitasi kamar hotel sebagai tempat tinggal. “Infonya seperti itu, tapi benar dan tidaknya masih kami dalami,” kata AKP Dimas.
AKP Dimas juga mengatakan, korban merupakan karyawan sebuah perusahaan plat merah, yakni PT Pertamina Persero. Korban berasal dati Kabupaten Bangkalan, Madura. Pihak kepolisian, ungkap AKP Dimas, sudah menghubungi pihak keluarga terkait meninggalnya korban.
”Terutama tentang persetujuan, apakah boleh diotopsi atau tidak, kan harus ada persetujuan pihak keluarga,” kata AKP Dimas.
Guna memastikan apa yang menjadi penyebab meninggalnya korban, kata AKP Dimas, akhirnya mayat diotopsi, karena itu mayat korban dibawa ke RSUD. Otopsi perlu dilakukan karena petugas perlu mengetahui kejadian atau peristiwa apa yang terjadi pada korban. Selain masih muda, sebelumnya juga tidak ditemukan tanda-tanda yang mencurikan bagi korban.
”Jadi, masih dalam penyelidikan penyidik,” kata AKP Dimas.
Sementara itu, manajemen Hotel Front One King ketika dikonfirmasi INDOSatu.co juga bungkam. Mereka tidak berani mengeluarkan statemen apapun terkait meninggalnya SA, salah penghuni kamar hotel. Padahal, keterangan dari hotel diperlukan untuk pengembangan penyidikan agar kasus tersebut terungkap. Tetapi nyatanya, pihak hotel justru tutup mulut. (*)