Ngabalin: Punya Duit, ya Vaksin Berbayar

  • Bagikan
PRO-KONTRA VAKSIN: Ali Mochtar Ngabalin, meminta masyarakat tidak meributkan vaksin berbayar.

INDOSatu.co – JAKARTA – Bukan Ali Mochtar Ngabalin jika tidak bikin perhatian publik. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) itu menanggapi riuhnya pro dan kontra terkait vaksin berbayar. Menurut dia, tidak ada niatan pemerintah membisniskan vaksin Covid-19. Ngabalin menambahkan vaksin berbayar tersebut diadakan dengan tujuan untuk mempercepat tercapainya kekebalan komunitas alias herd immunity.

Dia menegaskan, sesuai kebijakan Presiden Jokowi, vaksin untuk rakyat akan tetap gratis. Biaya vaksin seluruhnya ditanggung oleh negara melalui APBN. Terkait perubahan vaksin sesuai Peraturan Menteri Kesehatan terbaru nomor 19 Tahun 2021 tentang Vaksin Gotong Royong, yang membuka keran vaksin berbayar, Ngabalin mengakui. Tapi, kata dia, vaksin berbayar ini tidak serta merta bisnis yang dikedepankan.

Baca juga :   Merasa Terbebani secara Keuangan, PT KAI Minta Pemerintah Beri Subsidi

Vaksin Gotong Royong yang berbayar ini dipertuntukkan bagi individu atau kelompok masyarakat yang punya kelebihan uang, maka bisa memilih vaksin berbayar yang akan dijalankan oleh BUMN itu.

Menurut Ngabalin, salah satu tujuan hadirnya vaksin berbayar ini adalah mengakselerasi perluasan akses vaksinasi dan akhirnya bisa tercapai herd immunity. “Harapan yang diinginkan pemerintah kan di akhir 2021, setidaknya bisa mencapai 180 juta warga yang telah vaksinasi meski satu dosis vaksin saja, ini untuk bisa capai herd immunity,” jelasnya, Senin (12/7).

Baca juga :   Indonesia Disarankan Lockdown

Jadi, Ngabalin menegaskan vaksin berbayar ini merupakan salah satu upaya perluasan vaksin bagi rakyat, namun dengan pilihan membayar. Ngabalin mengaku tertarik akan ikut vaksin berbayar. Alasannya, dia ingin cepat mengejar vaksin dosis kedua. Ngabalin sudah divaksi sekali, namun jadwal vaksin dosis kedua masih menunggu beberapa pekan lagi. Makanya adanya keran vaksin berbayar ini menjadi solusi bagi orang seperti dia yang tak ingin menunggu terlalu lama untuk menuntaskan dosis vaksin.

Baca juga :   Karantina 14 Hari dan Harga Berlipat, Kemenag: Tak Masuk Akal

“Jadi bukan mentang-mentang kita dari KSP harus didahulukan, bukan. Jadwal sudah ditentukan dari kantor (tapi masih nunggu). Nah berhubung saya ada uang, maka saya langsung ke Kimia Farma (vaksin berbayar) untuk bisa lebih cepat (dapat dosis kedua). Orang kayak saya ini jutaan, di negeri ini,” jelas Ngabalin. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *