INDOSatu.co – BOJONEGORO – Penjelasan Kabid Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan, Kabupaten Bojonegoro Fathur Rohim, terkait merger SDN Sumberrejo III dan SDN Sumberrejo II tidak membuat puas Ketua Paguyuban Wali Murid SDN Sumberrejo III, Yulin Arsyandi.
Yulin mengatakan bahwa, pertemuan wali murid dengan Kabid Pendidikan Dasar Fathur Rohim ternyata tak sesuai harapan. Dalam waktu tiga hari mendatang, Yulin mengaku akan kembali menemui Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Fathur Rohim terkait penolakan adanya merger antara SDN Sumberrejo III dengan SDN Sumberrejo II.
“Hasil kaji ulang kan belum. Inshallah 3 hari lagi saya komunikasi dengan Bapak Kabid. Sebab, saya mengejar waktu pada tanggal 17 itu harus cari sekolah lagi. Jadi, kita menunggu kabar dulu dari Bapak Kabid,” ungkap Yulin.
Jika dalam pertemuan nanti masih belum ada hasil atau tidak sesuai dengan harapan, Yulin mengaku siap untuk audiensi atau menemui Bupati Bojonegoro Anna Muawanah, untuk menyampaikan keberatan serta penolakan tentang SK Bupati yang telah diterbitkan tersebut.
“Saya ingin menemui Ibu Bupati. Saya ingin menyampaikan terkait dengan merger ini. Saya ingin bupati juga bisa mempelajari ulang tentang SK-nya. Intinya saya ingin menghadap ke Ibu Anna. Kita ingin menyampaikan dari beberapa poin-poin terkait SDN Sumberrejo III yang sudah memiliki SK pendirian, sedangkan SDN Sumberrejo II SK pendiriannya belum ada. Seharusnya itu menjadi pertimbangan dan perlu dikaji ulang,” tegas Yulin.
Terkait dengan tanah di SDN II Sumberjo itu masih belum jelas kepemilikannya. Yulin sempat menanyakan bukti kepemilikan adanya tanah tersebut, namun masih belum dibuktikan bahwa tanah tersebut merupakan Tanah Kas Desa (TKD).
“Sampai sekarang Pak Kabid juga belum bisa menunjukan bukti bahwa kedua SDN itu menggunakan tanah kas desa. Karena itu, kita perlu menunggu juga untuk pembuktiannya tanahnya.” beber Yulin.
Yulin menambahkan bahwa, dirinya siap untuk membantu pembiayaan atap SDN III Sumberrejo. Apalagi, dalam penjelasannya, Fathur Rohim menyinggung adanya atap SDN Sumberrejo III yang masih menggunakan asbes, dan itu tidak sehat untuk keberlangsungan pembelajaran.
Dampak serta akibat dari adanya merger ini, Yulin mengatakan bahwa terdapat 10 siswa yang putus sekolah dengan alasan jarak yang jauh dan kebanyakan mereka merupakan anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.
“Harapan seperti di awal, saya ingin Dinas Pendidikan mempertahankan SDN Sumeberrejo III dan II karena keduanya adalah sekolah idola. Selain lebih dekat, kebanyakan siswa yang sekolah itu dari warga dekat sekolah,” kata Yulin.
“Dampak merger itu efeknya ke anak anak sangat besar. Mereka tempo hari bilang tidak mau sekolah karena jaraknya terlalu jauh. Kalau dipindah apa nggak semakin jauh?,” kata Yulin.
Yulin juga mengatakan, bahwa dirinya juga siap apabila nanti harus membuat surat terbuka untuk Presiden Indonesia Joko Widodo terkait 10 anak yang putus sekolah dampak dari merger sekolah ini.
“Sementara ini, ada 10 murid yang putus sekolah. Padahal, Bapak Presiden Jokowi itu mengentas kebodohan. Berarti itu kan PR-nya Pak Jokowi juga. Karena itu, saya mohon kebijakan merger itu dikaji ulang,” pungkas Yulin. (*)