Mengimani Hal Gaib melalui Kacamata Sains, Ini Penjelasan Agus Mustofa….

  • Bagikan
KACA MATA SAINS: Penulis Tasawuf Modern, Agus Mustofa saat memberi materi dalam Pengajian Ramadan yang digelar civitas akademika Unair di Aula Garuda Mukti, Gedung Manajemen Kampus MERR-C Unair Surabaya.

INDOSatu.co – SURABAYA – Pakar sekaligus Penulis Tasawuf Modern, Agus Mustofa tampil memukau saat didaulat memberi materi dalam Pengajian Ramadan yang digelar civitas akademika di Aula Garuda Mukti, Gedung Manajemen Kampus MERR-C UNAIR , Selasa (26/3).

Yang menarik, Agus tidak hanya memperluas khasanah pengetahuan agama, pengajian tersebut juga memberi sudut pandang ilmiah yang kental akan nuansa sains. Dalam pengajian tersebut, Agus Mustofa membawakan paparan menarik tentang salah satu buku karyanya, yaitu Terpesona di Sidratul Muntaha.

Alumni Teknik Nuklir UGM Yogyakarta itu mengulas berbagai aspek alam semesta secara ilmiah, baik yang fisik maupun gaib, sebagai bukti tanda kebesaran Allah SWT. Melalui pengajian tersebut, Agus berusaha menciptakan suasana yang menginspirasi dan memperkaya pemahaman spiritual serta keilmuan bagi seluruh peserta yang hadir.

Baca juga :   Tandai Milad Kedua YGQD Lamongan, 46 Peserta Bersaing di MTQ Difabel Tingkat Jawa

Agus memulai paparan kajian dengan pengingat bahwa, salah satu tanda keimanan adalah iman kepada hal gaib. Gaib adalah sesuatu yang belum terlihat, belum dapat dibuktikan, atau masih tersembunyi. Namun, Agus menekankan bahwa sesuatu tersebut ada, hanya saja kita belum mampu menemukannya dengan panca indera.

Panca indera manusia memang terbatas. Namun, penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan telah mampu menangkap tanda-tanda kebesaran Allah yang gaib. Salah satunya ialah terkait hari akhir atau akhirat. Agus Mustofa menerangkan tentang akhirat melalui sudut pandang astronomi.

Berdasarkan ilmu astronomi, terdapat kemungkinan bahwa pembentukan alam semesta merupakan suatu siklus yang terus berulang. Mulai dari proses pembentukan yang diawali oleh ledakan super besar hingga runtuh secara keseluruhan atau kiamat. Namun, sebagai suatu siklus, alam semesta tidak serta merta hancur, melainkan akan terbentuk kembali alam semesta yang baru. Itulah tanda kebesaran Allah yang Maha Pencipta.

Baca juga :   Kenang Satu Tahun Syafii Maarif: Gampang Ditemui di Masjid, Pemikirannya Perlu Diwarisi

Sementara itu, dari sudut pandang lainnya, Agus mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah melihat sebagian tanda kuasa Allah yang paling besar. Dalam Surat An-Najm ayat 17, Rasulullah tidak dapat memalingkan penglihatan dan tidak dapat pula melampaui sesuatu yang menyelimuti Sidratul Muntaha. Hal tersebut terjadi pada perjalanan Isra mi’raj sebagai salah satu peristiwa gaib yang wajib diimani.

Terkait peristiwa tersebut, Agus Mustofa juga memberi penjelasan sains. Isra Mi’raj adalah dua jenis perjalanan yang berbeda, isra sebagai perjalanan horizontal dan mi’raj sebagai perjalanan lintas dimensi.

“Jika menggunakan istilah umum pada zaman sekarang, perjalanan isra Nabi Muhammad dapat disebut sebagai teleportasi. Berpindah tempat dalam waktu kilat. Sedangkan mi’raj, bukan teleportasi lagi, melainkan sudah lintas dimensi,” jelasnya dalam memberi penafsiran.

Baca juga :   Dua Pimpinan MUI Raih Penghargaan Tokoh Penggerak Zakat Nasional dari Baznas

Dalam dunia sains, penelitian terkait teleportasi sedang masif dilakukan. Salah satunya adalah China yang hendak memanfaatkan teleportasi kuantum untuk teknologi internet. Dengan konsep tersebut, perubahan data dan informasi melalui internet dapat terjadi secara real time tanpa delay sedikitpun.

Sementara itu, terkait lintas dimensi, Agus menjelaskan bahwa Allah menciptakan makhluk secara multiverse. Di luar alam semesta ini, masih terdapat alam semesta lain. Bahkan, terdapat sebutan sab’a samawat atau langit berlapis tujuh.

Manusia dan alam semesta saat ini berada pada lapisan pertama, sehingga masih terdapat enam lapisan lain dan Allah meliputi seluruh makhluk ciptaan-Nya tersebut. Sungguh Maha Besar Allah dengan segala karunia-Nya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *