INDOSatu.co – JAKARTA – Puluhan orang mendadak datang dan membubarkan paksa acara diskusi yang digelar Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) di Resto Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (26/7) siang. Sekelompok pria itu datang dan langsung mengepung acara GMPG yang menggelar diskusi dengan tema: “Selamatkan Partai Golkar”.
Sejumlah orang terlihat berkerumun untuk menggeruduk acara diskusi itu. Para pelaku terlihat mencopot banner acara diskusi dan langsung membubarkan paksa orang-orang yang di lokasi, termasuk sejumlah wartawan yang sedang meliput di lokasi. Rencananya, acara GMPG itu akan dihadiri oleh politikus Golkar seperti Arya Sinulingga, Ridwan Hisjam dan Max Richard Krey. “Bubar, bubar, bubar,” kata salah satu pelaku.
Sekelompok pria itu pun juga melarang jurnalis mengambil gambar. Bahkan, reporter CNN TV mengalami kekerasan karena nekat merekam peristiwa itu dengan gawainya. Tampak salah satu pelaku merampas dan melempar ponsel jurnalis tersebut.
Tak hanya itu, kameramen TV Kompas TV juga ikut dipukul oleh massa yang membubarkan acara. Lantaran kondisi semakin mencekam, jurnalis lainnya pun memilih mengamankan diri ke dalam ruangan.
Bukan mereda, massa makin beringas hingga melempar kursi ke para jurnalis. Tak sampai di situ, para pelaku pun sempat mengejar jurnalis lainnya. Aparat kepolisian datang dipimpin Kapolsek Tanah Abang Kompol Patar Mula Bona. Mereka langsung menghampiri massa dan meminta untuk membuharkan diri.
Namun, massa sempat menolak dengan tawaran agar semua yang ada di lokasi semua membubarkan diri, termasuk acara tak jadi digelar. Kapolsek Tamah Abang Kompol Patar Mula Bona melakukan negosiasi dan akhirnya massa membubarkan diri.
Ketka dimintai komentar oleh INDOSatu.co, Anto Yulianto, Aktivis Partai Golkar dari Komunitas Simpatisan Partai Golkar (KOMPAG) mengaku sangat menyesalkan kejadian brutal di Pulau dua Senayan. Cara-cara kekerasan seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, terlebih ada jurnalis yang menjadi korban dari Kebrutalan massa tidak jelas tersebut.
KOMPAG mengecam keras atas kekerasan yang dialami para jurnalis yang sedang meliput kegiatan diskusi tesebut dan meminta aparat kepolisian untuk mengusut dalang pengerahan masaa dengan melakukan tindakan yang berlebihan. (*)