INDOSatu.co – BATANG – Inovasi tak harus dengan modal besar. Agus Salim dan Nur Faizin, adalah dua inovator yang sangat menginspirasi. Warga Dukuh Ngepung, Desa Subah, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah itu berinovasi dengan memanfaatkan sungai irigasi selebar 2 meter untuk budidaya ikan nila dan tanaman hidroponik sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan.
Gagasan pertama kali dicetuskan Agus Salim dan Nur Faizin. Kebetulan Agus adalah ketua RW, sedangkan Nur Faizin adalah anggota DPRD Kabupaten Batang. Keduanya menginisiasi gagasan memanfaatkan sungai irigasi itu untuk budidaya ikan nila dan tanaman hidroponik di desa tersebut pada 2016.
Saat merintis, banyak kendala, termasuk sikap masyarakat yang skeptis dan kurang mendukung. Akan tetapi, berkat kegigihan mereka berdua, semua bisa teratasi. Melalui negosiasi, akhirnya mengucur Dana Desa sebesar 20 juta yang dipergunakan untuk pengadaan sekat dan bibit ikan.
“Gagasan ini lahir ketika melihat banyak warga yang membuang sampah ke sungai irigasi. Saya pikir jika sungai diperindah, masyarakat akan segan membuang sampah di sungai lagi,” kata Agus Salim kepada INDOSatu.co, Selasa (11/1).
Sebelumnya, tepian sungai irigasi dibuat taman hidroponik yang sukses mencukupi kebutuhan sayur warga setempat. Warga memenuhi kebutuhan sayur untuk keperluan dapur tidak harus mencari dan membeli di tempat yang jauh. Toh di desa mereka sudah tersedia.
Tahap pertama, ditebar 5 ribu bibit ikan nila jenis monosex. Jenis nila tersebut memang lebih cepat besar. Rencana ke depan, sungai irigasi yang melewati Dukuh Ngepung sepanjang 400 meter itu akan disekat dan dibuat kolam ikan semua, sehingga bisa dijadikan destinasi wisata. Meski baru dirintis, tapi sudah banyak pengunjung yang datang, terutama pada sore hari.
Pemberian pakan disiasati dengan menjual kemasan kecil seharga seribu rupiah kepada pengunjung dan pengunjung bisa langsung menebar ke sungai. Ribuan ikan yang berebut pakan menjadi pemandangan menarik dan laris manis, sehingga kebutuhan pakan ikan tercukupi. Pengelola bisa menekan biaya, pengunjung pun senang.
Sedikit demi sedikit kesadaran masyarakat tumbuh. Melihat sungai yang bersih dan ribuan ikan nila berenang, masyarakatpun tergugah dan ikut menjaga dengan tidak membuang sampah di sungai lagi.
Kesuksesan mengubah sungai kotor menjadi kolam ikan membuat Agus Salim dan warga lain semakin bersemangat. Sambil menunggu kucuran dana turun sudah disiapkan pembibitan sayur untuk skala yang lebih besar.
Nur Faizin memberi masukan untuk membuat event memancing dan wisata hidroponik sekaligus wisata edukatif. Nur Faizin optimistis, karena air yang mengalir sepanjang tahun membuat ikan menjadi sehat dan cepat besar.tv
Keberhasilan memanfaatkan fasilitas umum di lingkungan sekitar bisa menjadi contoh daerah lain, sehingga alam terjaga kelestariannya. Selain bersih, juga memberi pendapatan yang tidak sedikit. (*)