Makanan dan Minuman yang Baik untuk Penderita Gerd selama Puasa

  • Bagikan
BERBAGI SEHAT: Konsultan Spesialis Lambung dan Liver Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Prof Muhammad Miftahussurur berbagi kiat untuk menjaga agar lambung tetap sehat saat menjalani puasa.

INDOSatu.co – SURABAYA – Berpuasa tanpa makan dan minum selama kurang lebih 12 jam tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi penderita penyakit lambung. Bahkan, ketika tidak berpuasa pun, mereka yang memiliki masalah kesehatan lambung tentu memiliki pantangan makanan dan minuman yang harus dikonsumsi. Karena itu, penting untuk dapat mengontrol asupan dalam tubuh untuk kelancaran ibadah puasa.

Konsultan Spesialis Lambung dan Liver Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Muhammad Miftahussurur, dr., Sp PD-KGEH PhD mengungkapkan pentingnya mengatur porsi dan waktu makan bagi penderita gerd dan asam lambung. Karena, menurutnya, kondisi lambung mudah terasa penuh.

Timing itu penting, karena penderita gangguan lambung itu disarankan untuk mengonsumsi makanan dalam porsi kecil, tetapi dengan frekuensi yang sering,” ungkapnnya.

Prinsipnya, penderita gerd dan asam lambung harus menghindari jenis makanan dan minuman yang dapat memicu munculnya gas di lambung yang dapat menggangu kesehatan lambung. Selain itu, hindari pula jenis makanan atau bahan makanan yang dapat merusak dan membuat trauma pada lambung.

Baca juga :   Resmikan Biomedical Genome Sience Initiative (BGSi), Muhadjir: Ini Lompatan Besar Demi SDM

“Jika kita lihat, sebenarnya pada prinsipnya adalah makanan yang mengandung banyak gas, seperti kacang tanah, ketela pohon, kentang, dan beberapa sayuran atau buah, seperti sawi, kol, nangka, dan pisang yang bisa merangsang munculnya gas,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata Prof Miftah, perlu menghindari makanan yang berpotensi merangsang pengeluaran asam lambung dan makanan yang sulit dicerna oleh tubuh. Karena, makanan yang sulit untuk dicerna dapat mengganggu pergerakan dari lambung.

“Misalkan kopi, sari buah yang bernuansa kecut, hingga yang paling sering ialah susu full cream yang berlemak tinggi, itu akan menimbulkan peningkatan asam lambung,” ungkapnya.

Penderita gerd dan asam lambung pun dianjurkan untuk tidak mengonsumsi sesuatu yang dingin saat berbuka ataupun sahur. Hal tersebut dapat menyebabkan kondisi perut cepat kenyang sehingga mengurangi selera makan bagi seseorang. Padahal, asupan protein, lemak, dan mineral yang cukup sangat penting untuk cadangan energi selama berpuasa.

Ada banyak pantangan jenis makanan dan minuman yang perlu dihindari. Tentu penderita gerd dan asam lambung tetap perlu memilih asupan yang baik untuk kesehatan lambungnya. Mulai asupan protein, lemak, hingga mineral perlu untuk menjadi perhatian.

Baca juga :   Sambut Tahun Politik, Unair Surabaya Tandatangani Deklarasi Tolak Politik Uang

Prof Miftah menyampaikan hal yang penting untuk dijaga ialah menjaga tubuh tetap terhidrasi. Yakni, dengan menjaga kecukupan cairan dalam tubuh. Yang dianjurkan, mengonsumsi setidaknya 4-5 gelas air saat berbuka dan menjelang tidur dan 3–4 gelas saat sahur.

Kemudian, Prof Miftah memberikan anjuran untuk mengawali berbuka dengan takjil atau makanan yang mengandung karbohidrat sederhana. Salah satunya, berbuka dengan kurma dan buah-buahan. Sehingga asupan karbohidrat yang masuk saat berbuka cukup dan tidak berlebihan.

“Sehingga gula cepat diserap dan bermanfaat untuk cepat menormalkan gula darah. Lonjakan gula darah jadi tidak terlalu tinggi,” tuturnya.

Sedangkan saat sahur, Prof Miftah tidak menganjurkan untuk mengonsumsi asupan dengan karbohidrat sederhana, melainkan karbohidrat kompleks. Seperti nasi, umbi-umbian, dan sereal. Tujuannya, selama berpuasa ada supan energi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Baca juga :   Tjatur: Hadapi Pandemi, Kuncinya Ikhtiar Medis dan Teologis

“Pada saat sahur paling bagus adalah makanan pokok. Ada lauk-pauk, sayur, dan buah-buahan dalam jumlah yang cukup dan memenuhi kebutuhan gizi saat berpuasa,” ucapnya.

Bagi mereka yang memiliki gangguan kesehatan pada lambung, promag dan mylanta mungkin menjadi andalan. Namun, konsumsi obat-obatan sejenisnya dalam frekuensi yang sering tidak dianjurkan. Hal itu dapat menimbulkan reborn effect, efek asam lambung, dan bersifat sementara.

“Perlu diingat, setidaknya ada dua catatan penting. Yakni, ketahanan obat yang temporer dan sementara. Lalu, obat-obat antasida atau promag akan menimbulkan reborn effect yang lebih tinggi dari sebelum mengonsumsi obat jika dikonsumsi terus menerus,” ungkap Prof Miftah.

Untuk menghindari efek balik yang lebih tinggi, pasien tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat lambung setiap hari. Opsi lainnya, pasien dapat mengonsumsi secara selang-seling atau bergantian. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *