Lantik dan Sumpah 11 Dokter Baru, Prof. Nano: Jaga Akhlak, Hindari Gratifikasi

  • Bagikan
DIPESAN JAGA INTEGRITAS: Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia UMY, Prof. Dr. Nano Prawoto (paling kiri) berpesan agar Dokter alumni UMY berkomitmen menjaga sumpah untuk tidak tergiur dengan gratifikasi.

INDOSatu.co – YOGYAKARTA – Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, bahwa hingga 2022, Indonesia ternyata baru memiliki sekitar 176,1 ribu dokter. Jumlah ini merupakan gabungan dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis. Ironisnya, sebaran dokter di setiap wilayah di Indonesia juga belum merata alias masih timpang.

Karena itu, tak heran jika dalam Pilpres 2024, timpangnya sebaran dokter menjadi bahasan menarik para capres dalam Debat Capres kelima pada Ahad (4/2). Bahkan tiga capres, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo memiliki gagasan dan pandangan berbeda dalam menyikapi bidang kesehatan.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) UMY, Prof. Dr. Nano Prawoto tidak membantah soal masih timpangnya sebaran dokter di Indonesia. Menurut Prof. Nano, sebanyak 70 persen dokter memang terpusat di pulau Jawa, sedangkan 30 persen sisanya berada di luar pulau Jawa.

Baca juga :   Bantul Ternyata Miliki 9 Potensi Ancaman Bencana. Begini Kata Kabid BPBD Bantul...

Merujuk pada standar ideal World Health Organization (WHO), kata Prof Nano, seorang dokter setidaknya melayani 1.000 penduduk. Jika penduduk Indonesia 270 juta jiwa, maka minimal harus ada 270 ribu dokter di seluruh tanah air. Dari 176,1 ribu dokter di Indonesia, keberadaannya tidak tersebar merata di berbagai daerah. sehingga mendorong terjadi ketimpangan pelayanan kesehatan antara kota dan daerah.

“Ini menjadi tantangan kita semua. Karena itu, harapan pimpinan universitas kepada para dokter baru, kembalilah ke daerah kalian masing-masing. Yang punya alamat di Jawa, bisa mengabdi di luar Jawa. Ini adalah sebuah niat baik, masih ada beberapa puskesmas di daerah belum ada dokternya,” kata Prof. Nano di hadapan 11 Dokter baru dalam acara Sumpah Dokter periode LXXIX Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) di Convention Hall RS PKU Muhammadiyah Gamping, belum lama ini.

Baca juga :   Prodi Kedokteran Pertahankan Akreditasi Unggul, Ini Rencana UMY ke Depan...

Prof. Nano juga mengatakan bahwa Dokter baru lulusan UMY harus menghindari mal praktik. Meskipun mengalami penurunan dari tahun ke tahun, tetapi mal praktik masih saja terjadi. Dia juga mengingatkan untuk tidak mudah tergiur materi, sehingga melakukan hal-hal yang tidak etis yang akan mencederai profesi kedokteran.

“Termasuk juga gratifikasi antara oknum dokter dengan pihak perusahaan farmasi, jangan sampai tergiur. Saya kira kalian semua sanggup, apalagi sudah mengucapkan sumpah dokter tadi. Di dalam sumpah itu jelas kita harus menjunjung tinggi martabat manusia. Sehingga, permasalahan yang ada di Indonesia bisa terpecahkan. Mari kita ikut andil dalam memecahkan masalah itu. Sehingga tujuan dari terselenggaranya kementerian kesehatan untuk mencapai kesehatan penduduk yang prima dapat tercapai,” ujar Prof. Nano.

Baca juga :   Terus Wujudkan sebagai Kampus Unggul dan Islami, UM Yogyakarta Tambah 4 Guru Besar

Prof. Nano juga berpesan kepada para dokter baru untuk menjadi dokter yang penuh dedikasi, jujur, berakhlak mulia dan menjunjung tinggi peri kemanusiaan serta selalu menjadikan pengabdiannya sebagai ladang untuk beramal.

“Jadilah dokter yang penuh dedikasi tinggi, dokter yang penuh dengan kejujuran, berakhlak mulia, menjunjung tinggi peri kemanusiaan dan mengabdi yang diilhami dengan hati nurani. Jadikanlah profesi ini untuk mendulang emas ibadah,” imbuhnya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *