INDOSatu.co – LAMONGAN – Berkomitmen mewujudkan keamanan pangan, Pemkab Lamongan, Jawa Timur, meresmikan rumah potong hewan unggas (RPH-U), di Komplek RPH Sidoharjo, Jumat (3/2). RPH-U yang dilengkapi sistem serba modern itu akan menghasikan daging yang aman, sehat, utuh dan halal atau disingkat ASUH, sehingga menjamin keamanan pangan.
“Lamongan memiliki potensi ternak yang besar. Karena itu, kita berkomitmen untuk pengelolaannya akan ditangani secara benar, sehingga akan menghasilkan keamanan pangan,” tutur Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi saat meresmikan RPH-U Lamongan, Jumat (3/2).
Potensi unggas di Kabupaten Lamongan sebanyak ayam buras sebanyak 1.987.917 ekor, ayam petelur 570.082 ekor, ayam pedaging 35.239.256 ekor, itik 172.100 ekor, dan entok 56.582 ekor.
Menjadi RPH-U nomor 1 di Indonesia, Pemkab Lamongan berupaya menjadikan RPH-U agar mampu sustainable. Sustinable mulai dari operasional, manajemen hingga pengelolaan keberlanjutan di dalamnya. Selain itu, juga harus rutin dilakukan evaluasi setiap minggunya, sehingga dapat melihat kekurangan yang harus dan perlu diperbaiki.
“Ini RPH-U terbesar di Indonesia, maka kita harus menjaga betul, mulai dari operasional hingga manajemennya. Tempat ini harus terus dikelola agar terus berlanjut. Jangan sekedar dan numpang lewat saja. Karena itu, dibutuhkan sinergitas antara Pemerintah dan pedagang unggas di Lamongan,” tegas Bupati Yuhronur.
Hadirnya RPH-U di Lamongan diyakini mampu membantu pemenuhan kebutuhan pedagang unggas. Yang mana mampu memotong 1.000 ekor per jamnya. Disana juga dilengkapi 8 kios untuk pedagang unggas, sehingga daging unggas bisa langsung dijual.
Di RPH-U Lamongan, kata Bupati Yuhronur, tersedia fasilitas seperti yang ada di area kotor, yakni receiving area atau penerimaan ayam hidup, hanging atau penggantungan, stunning atau pemingsanan, killing atau pembunuhan, bledding atau penirisan darah, scalding atau perendaman dengan air panas, defeathering atau pencabutan bulu, dan eviscerating atau pengeluaran jeroan.
Pada area bersih, jelas Bupati Yuhronur, terdapat washing-chilling atau pencucian dan pendinginan, dripping atau penirisan, grading atau seleksi kualitas dan ukuran, further process atau proses lanjutan yang berupa pembuatan ayam tanpa tulang (boneless), dan pemotongan ayam menjadi beberapa bagian (parting). Tahap terakhir adalah packing atau pengemasan. (*)