Lahirkan Berbagai Program, Lamongan Terus Gencarkan Penanganan dan Tekan Stunting

  • Bagikan
GENERASI SEHAT: Ketua Tim Penggerak PKK Lamongan, Anis Kartika memberikan suplemen tehadap seorang baru mem-vaksinasikan putrinya agar tetap tumbuh sehat.

INDOSatu.co – LAMONGAN – Pemkab Lamongan, Jawa Timur terus melakukan berbagai upaya guna menekan kasus stunting di daerah setempat. Salah satunya melalui inovasi Gerakan Lamongan Peduli Stunting (Gelang Penting) yang menjadi terobosan penanganan stunting lintas sektor.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Lamongan, drg. Fida Nuraida mengatakan, dalam inovasi Gelang Penting terdapat 12 program yang dimasifkan diantaranya: Adini Ramping (Pencegahan Pernikahan Dini Remaja Peduli Stunting), Monalisa Berdansa (Mobil Pelayanan Keliling Desa Bersama Bidan Desa), Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), Gemar Cemilan (Gerakan Bersama Cegah Ibu Hamil Anemia), Tilik Insert Bumil (Tingal Klik Informasi Seputar Kesehatan Ibu Hamil), Rangsel Si Dora (Gerakan Selamatkan Ibu Hamil Dengan Siaga Donor Darah), Rasa Bersama Dashat (Remaja Sehat Bersama Dapur Sehat Atasi Stunting), serta Forikan (Forum Gemar Makan Ikan).

Baca juga :   Respon Protes Warga Jalan Pondok Pinang, Sumari: DPRD Siap Undang Para Pihak

“Kita ada dua belas program di dalam inovasi Gelang Penting, yang kita koordinasikan dan kerjasama dengan lintas sektor. Karena, yang namanya stunting ini kita tidak bisa bekerja sendiri, ada berbagai faktor, sehingga perlu adanya kolaborasi bersama OPD maupun stekholder,” ucap drg. Fida saat ditemui di Kantor DPPKB Lamongan, Jumat (11/8).

Di tahun 2022 angka prevalensi stunting di Lamongan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sebesar 27,5. Angka tersebut tergolong tinggi. Sedangkan berdasrkan Elektronik Pencetakan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) atau bulan timbang angka stunting, Lamongan hanya sebesar 5,56. Sementara, di tahun 2023 setelah melakukan pengukuran di bulan Februari berdasarkan bulan timbang, angka stunting di Lamongan mengalami penurunan menjadi 4,85.

Baca juga :   Galakkan Pembangunan di Berbagai Bidang, Bupati Roadshow Seharian Penuh

Meski demikian, DPPKB tidak ingin berpuas diri karena melihat di tahun sebelumnya terjadi ketimpangan hasil dari SSGI dengan bulan timbang. Sehingga, Pemkab Lamongan terus melakukan aksi berdampak penanganan stunting baik dari ibu hamil (bumil), calon bayi, balita, pembinaan KPM (kelompok pemberdayaan masyarakat), dan peningkatan manajemen data.

“Banyak hal yang terus kita upayakan, kita lakukan penguatan edukasi kepada masyarakat terutama pada bumil maupun catin (calon pengantin), menggelorakan gemar makan ikan yang kaya akan gizi tidak harus yang mahal pakai ikan-ikan lokal apalagi potensi ikan di Lamongan ini sangat tinggi. Tidak hanya ibu maupun calon bayi, kader-kader juga terus kita bina, kita perbaiki manajemen datanya terkait dengan cakupan rumah tangga peserta jaminan kesehatan, cakupan KPM PKH yang mendapatkan FDS Gizi dan kesehatan, cakupan Keluarga 1000 HPK kelompok miskin sebagai penerima BPNT, hingga lainnya,” kata drg. Fida.

Baca juga :   Jadi Pembawa Baki Upacara di Grahadi, Puteri Ngaku Bangga sekaligus Bersyukur

Fida menambahkan, program penurunan angka stunting juga lebih difokuskan ke 22 desa yang masuk ke dalam lokus (lokasi kusus) yang tersebar di 10 kecamatan yakni di Kecamatan Glagah, Deket, Sukodadi, Sugio, Kedungpring, Ngimbang, Babat, Pucuk, Sekaran, dan Laren. Pemfokusan tersebut, guna menanggulangi kenaikan stunting.

“Ada 22 desa yang masuk ke dalam lokus, Lokus ini untuk menspesifikasian mana yang membutuhkan perhatian lebih terkait stunting. Ada beberapa faktor penentuannya, misal desa tersebut prevalensinya tinggi, atau terjadi kenaikan stunting. Datanya kita dapatkan dari data bulan timbang dinas kesehatan dan ditetapkan bersama Bappeda. Namun, bukan berarti desa lain yang punya stunting tidak ditangani, tetap ditangani bersama,” pungkasnya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *