INDOSatu.co – TUBAN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tuban sukses menggelar debat publik kedua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, di Grand Javanilla Resto, Jalan Moh. Yamin 11 Kebonsari, Kabupaten Tuban, Sabtu (9/11). Selain sukses penyelenggaran, debat dengan format berpasangan, menampilkan cabup dan cawabup memberi tontonan yang menarik bagi hadirin.
Selain adu gagasan, ide, kecerdasan menguasai materi debat, mereka juga saling menguliti kelemahan masing-masing paslon. Hal itu sangat dimaklumi karena yang tampil dalam debat Pilkada Tuban 2024 kali adalah para incumbent. Aditya Halindra Faridzky, (bupati Tuban non aktif, Red) versus Riyadi (wakil bupati non aktif, Red).
Dalam Pilkada 2024 ini, Lindra berpasangan dengan Joko Sarwono dan Riyadi menggandeng Abdul Rosyid Wafi, putra tokoh Nahdlatul Ulama Kabupaten Tuban. Karena sama-sama incumbent, debat publik pilkada Tuban tersebut justru terasa menjadi lebih hidup.

Mengambil tema Pengelolaan Administrasi dan Mengatasi Permasalahan Daerah, acara tersebut juga berlangsung meriah. Diawali dengan pemaparan visi-misi masing-masing paslon, cabup Lindra dan cabup Riyadi memaparkan gagasan untuk mengatasi berbagai permasalahan di Kabupaten Tuban.
Diberi kesempatan pertama oleh moderator, dalam penyampaian visi-misinya, paslon Riyadi-Wafi menyampaikan akan meneruskan pembangunan yang sudah berjalan. Selain itu, paslon tersebut mengaku akan melakukan pembangunan secara terukur yang tidak hanya cepat selesai, namun juga tidak cepat rusak. Sementara itu, paslon Lindra-Joko menyampaikan prestasi-prestasi hasil capaian yang diperoleh semasa Lindra menjabat sebagai bupati pada periode sebelumnya.

Dalam sesi tanya jawab antarpaslon, masing-masing calon mulai saling menyerang. Paslon nomor 01 Riyadi menanyakan terhenti pengelolaan TPQ di tiga tahun terakhir oleh Pemda. Mendapat serangan tersebut, Lindra menjawab bahwa, pemberhentian pengelolaan TPQ karena faktor administrasi belaka. Selain itu, Lindra menilai, program yang ditawarkan paslon 01 tidak masuk akal.
Pada konfrensi pers yang berlangsung setelah debat, paslon nomor urut 01 yang disampaikan cabup Riyadi mengungkapkan, bahwa program yang mereka susun adalah program yang terukur. Untuk membangun Tuban, Riyadi mengatakan bahwa, masalah anggaran dalam pemerintahan, bukan hanya didapati dari APBD saja, tetapi juga bisa didapatkan dari hasil kerja sama dengan pihak swasta, maupun Pemprov Jawa Timur dan pemerintah Pusat.
“Pemerintahan sebelumnya memang sudah memiliki karya, namun pasti ada yang tidak sempurna. Kami datang untuk menyempurnakan. Saya sendiri pernah menjadi kepala desa, tentu tahu dan berpengalaman dalam Musrenbang (Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan, Red) dari para kepala desa, sehingga kami menyusun perencanaan itu dari bawah bukan dari atas, sehingga lebih mengena dan tepat sasaran,” ungkap Riyadi.
Sementara itu, paslon nomor dua, Aditya Halindra Faridzky (Lindra) juga tidak kalah dalam menanggapi apa yang dilontarkan dari paslon 01. Lindra menyampaikan bahwa, pembinaan lembaga pendidikan diniyah, masih terus berjalan. Lindra menyampaikan bahwa, program tersebut akan terus berjalan dan di akhir November nanti, juga ada pencarian dana untuk pengajar mengaji.
“Kami juga akan menambah jumlah armada si Mas Ganteng, karena program tersebut mendapatkan respon positif dari masyarakat,” ungkap Lindra.
Semua tahapan dalam debat publik tersebut tergelar dengan baik, debat publik diakhir dengan ramah tamah. tak mereka para hadirin juga meminta paslon untuk melayani foto bersama. Usai debat publik kedua ini, KPU akan menggelar debat publik yang ketiga juga dalam bulan November ini. (*)