INDOSatu.co – KUALA LUMPUR – Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin Muhyiddi Yassin akhirnya menolak proposal Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah untuk membentuk pemerintahan persatuan dengan Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin Dato Anwar Ibrahim. Hal ini disampaikan langsung oleh Muhyiddin Yassin.
Penolakan membentuk koalisi dengan Anwar Ibrahim itu, kata Muhyiddin, sudah menjadi sikap koalisi untuk tidak bekerja sama dengan PN dalam pemerintahan persatuan Malaysia yang telah melangsungkan Pemilu Raya pada Senin (21/11).
“Kami tidak akan pernah bekerja sama dengan Pakatan dan itu adalah pendirian partai,” kata Muhyiddin dalam konferensi pers di luar rumahnya di Bukit Damansara, Selasa (22/11) malam waktu setempat.
Wartawan INDOSatu.co di Kuala Lumpur, Lukmanul Hakim melaporkan, sebelumnya, Ketua PN Muhyiddin Yassin dan Ketua PH Anwar Ibrahim dipanggil menghadap Raja Malaysia. Banyak spekulasi mengatakan, Raja ingin kedua pemilik suara terbanyak itu bersatu membentuk pemerintahan.
Namun, Anwar menuturkan, belum ada keputusan mengenai nama perdana menteri Malaysia selanjutnya. Sebelum memanggil keduanya, Raja meminta kesabaran dan ketenangan dari masyarakat Malaysia. Ia berbicara kepada wartawan di luar Istana Negara Gerbang 2 pada pukul 14.20 waktu Malaysia.
“Tolong rasional, kita harus move on. Kita harus maju untuk bangsa yang kita cintai ini. Biarkan saya membuat keputusan secepat mungkin,” kata Raja Agong Sultan Abdullah.
Raja Agong juga meminta warga Malaysia untuk menerima keputusan akhirnya dan melanjutkan apa pun itu. Saat ini, wartawan sedang menunggu keputusan dari Raja Sultan Abdullah terkait siapa yang akan menjadi perdana menteri (PM) ke-10 Malaysia. Raja sendiri berjanji akan segera mengumumkan PM setelah pada pertemuan segitiga antara Raja, Anwar dan Muhyiddin. Muhyiddin sendiri meninggalkan Istana Negara tanpa pesan.
Informasi yang dihimpun wartawan INDOSatu.co, tersiar kabar bahwa Raja Agong Sultan Abdullah akan menunjuk Anwar Ibrahim. Keputusan tersebut diambil setelah Raja Agong mengumpulkan Raja-Raja Melayu se-Malaysia. Dan belum lama ini, para raja tersebut juga meninggalkan Istana Negara usai bertemu dengan Raja Malaysia. (*)