Klaim untuk Riset, DPR Curigai Kapal China di Laut Natuna

  • Bagikan
LANGGAR KEPATUTAN: Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono mencurigai kapal China Hai Yang Di Zhi 10 mondar-mandir di Laut Natuna Utara yang diklaim sebagai kapal riset. Pemerintah perlu bersikap tegas terhadap aksi kapal tersebut.

INDOSatu.co – JAKARTA – Kapal yang diklaim sebagai kapal riset milik China menyita perhatian kalangan DPR RI. Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Dave Laksono mengatakan, pemerintah harus bersikap tegas terkait laporan yang menyebut kapal riset China, Hai Yang Di Zhi 10 terlihat mondar-mandir di Laut Natuna Utara selama satu bulan.

Menurut Dave, walaupun kapal tersebut mondar-mandir dengan alasan ilmu pengetahuan, tujuan riset itu juga harus jelas untuk apa.

Dave mengatakan, pemerintah Indonesia seharusnya mendapatkan manfaat dari hasil penelitian jika benar kapal Hai Yang Di Zhi 10 memang melakukan riset.

Selain itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ataupun Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), dan Pusat Hidro-Oseanografi (Pushidro) milik TNI angkatan Laut (AL) juga harus dilibatkan.

Baca juga :   Kinerja Jokowi-Ma'ruf Amin Turun, Ketua DPD RI: Kualitas Hidup Masyarakat Terancam

“Karena, mereka itu kan dilakukan di perairan kita, yang mereka kumpulkan datanya ya harus diserahkan ke kita,” ujarnya.

Menurut Dave, sebelum persoalan ini disikapi dengan lebih jauh dan dibawa ke meja diplomasi, sebaiknya coast guard Indonesia melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan coast guard China yang mengiringi kapal riset Hai Yang Di Zhi 10 itu.

Hal ini menjadi salah satu tugas TNI AL yang mestinya menggali tujuan keberadaan Hai Yang Di Zhi 10 mondar-mandir selama satu bulan di Laut Natuna Utara.

“Sebelum ini menjadi eskalasi lebih keras lagi ke depannya, harus ada sikap dari pemerintah,” ujar Dave.

Baca juga :   Sita Ratusan Juta, KPK OTT Bupati Probolinggo dan Suami

Adapun mengenai laporan bahwa TNI AL hanya mengirimkan kapal tanker untuk membayangi Hai Yang Di Zhi 10 dinilai sebagai bentuk sikap yang moderat, Dave belum bisa berkomentar lebih jauh.

Pihaknya belum mengetahui apakah TNI AL mengirimkan kapal tanker untuk keperluan membayangi kapal riset China atau kepentingan lain seperti memasok kebutuhan kapal yang menjadi representasi Indonesia di perairan tersebut.

Sebelumnya, Peneliti Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) Imam Prakoso melaporkan adanya satu unit kapal riset milik China, Hai Yang Di Zhi 10 mondar-mandir di Laut Natuna Utara.

Menurut Imam, kapal itu bergerak dengan pola kotak seperti sawah. Dia berada di kawasan Laut Natuna Utara sejak 31 Agustus hingga 29 September.

Baca juga :   Djarot: Hotel Isoman untuk Anggota DPR Tidak Patut

Kapal yang tergolong baru itu dilengkapi dengan laboratorium. Hai Yang Di Zhi 10 juga bisa mengambil sampel dari dasar dan biota laut.

“Dia bentuk pola (pergerakan) seperti sawah ya. Mengindikasikan sangat kuat dia sedang lakukan riset di situ,” tutur Imam.

Menurut Imam, kapal itu diiringi oleh dua kapal coast guard milik China. Pihak TNI AL lantas mengerahkan 1 kapal tanker untuk membayangi Hai Yang Di Zhi 10.

“Langkah ini menurut kami yang moderat dari TNI, memang betul-betul moderat, karena tidak kirim kapal frigate atau corvette yang lebih khusus untuk patroli. Jadi, sekitar dua hari KRI Bontang membayang-banyangi kapal riset Hai Yang Di Zhi,” ujarnya. (ad/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *