Klaim Suara Hilang, PPP Gugat KPU di 18 Provinsi ke Mahkamah Konstitusi

  • Bagikan
CARI SUARA HILANG: Ketua DPP PPP Achmad Baidowi memastikan PPP menggungat KPU ke MK terkait klaim suara partai yang hilang di 18 provinsi dalam Pemilu 2024 lalu.

INDOSatu.co – JAKARTA – Setelah diumumkan tidak mencapai ambang batas palemen 4 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhirnya resmi mengajukan gugatan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) pemilihan legislatif (Pileg) 2024. Dalam gugatannya, partai berlambang Kakbah itu menggugat di 18 provinsi ke Mahkamah Konstitusi (MK), pada Sabtu (23/3) malam.

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengungkapkan, gugatan tersebut dilakukan lantaran terdapat suara PPP yang diduga hilang di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS). sehingga suara PPP dalam rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) hanya menembus angka 3,87 persen atau di bawah ambang batas.

Baca juga :   NasDem Resmi Usung Anies Baswedan Jadi Capres, Surya Paloh: Anies yang Terbaik

“Gugatannya cukup banyak, ada di 18 provinsi. Kalau tidak salah ada sekitar 30-an daerah pemilihan (dapil),” ujar Ahmad Baidowi saat ditemui di Gedung MK, Jakarta, Sabtu (23/3) malam.

Awiek, sapaan akrab Ahmad Baidowi menjelaskan, gugatan PHPU didukung berbagai alat bukti yang menunjukkan suara PPP hilang di dapil-dapil tersebut, antara lain di Provinsi Aceh, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Papua Tengah, serta Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Berbagai alat bukti dimaksud, kata dia, yakni terkait dengan data penghitungan internal PPP dibandingkan dengan hasil rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU), berbagai bukti pemilu lainnya, serta peristiwa saat rekapitulasi suara.

Baca juga :   Berniat Kembalikan PKB ke NU, Gus Ipul Segera Bentuk Pansus Tim Lima

Ia menuturkan, meski kehilangan suara PPP tidak banyak di setiap dapil, tetapi jika ditotal, kehilangan suara PPP mencapai lebih dari 200 ribu lantaran terjadi hampir di setiap dapil yang dilaporkan. Dari berbagai dapil yang dilaporkan, Awiek menilai salah satu hasil suara dapil yang paling merugikan PPP, yakni di Papua Pegunungan.

“Bahkan tadi ada caleg-nya sendiri yang datang, dia membawa C1 dia sebanyak lebih dari lima ribu, tetapi pada hasil rekapitulasi nasional itu tertulis hanya 200 sekian suara, gitu,” ujarnya.

Baca juga :   Masyarakat Sulawesi Tengah Dorong Salim Segaf sebagai Tokoh Pemersatu Bangsa

Dia meyakini bahwa sebenarnya suara yang diraih PPP pada Pileg 2024 melebihi ambang batas parlemen, yakni di atas empat persen atau sekitar enam juta suara.

Untuk itu nantinya dalam persidangan, PPP juga akan menghadirkan saksi yang telah dipersiapkan partai serta yang diminta oleh MK.

Adapun gugatan PPP terbagi dalam beberapa perkara, antara lain salah satunya terdaftar dengan nomor 68-01-17-01/AP3-DPR-DPRD/Pan.MK/03/2024. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *