INDOSatu.co – BOJONEGORO – Sebanyak 22 desa yang berada di 12 kecamatan, Kabupaten Bojonegoro mengalami krisis air bersih. Jumlah tersebut terus bertambah sejak awal Agustus yang mestinya hanya ada 10 desa.
Jumlah desa di beberapa kecamatan diungkap berdasarkan data dari BPBD, mulai awal kemarau hingga saat ini. Sedangkan prediksi puncak musim kemarau 2023 di wilayah Kabupaten Bojonegoro terjadi di bulan akhir Agustus.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Ardhian Orianto menuturkan, dalam laporannya per 13 Agustus 2023, sudah ada 12 kecamatan yang terdampak kekeringan.
Pendistribusian air bersih tersebut dilakukan setidaknya satu minggu dua hingga tiga kali di setiap desa. Hal tersebut terjadi lantaran banyaknya Kepala Keluarga (KK) yang membutuhkan pasokan air bersih untuk kehidupan sehari-hari. Menurut Ardhian, dalam satu tangki terisi sebanyak 4.000 liter air bersih.
“Jumlah Distribusi air bersih sampai dengan hari ini Minggu pada 13 Agustus 2023 sebanyak 224 tangki atau 896.000 liter,” ungkap Ardhian.
Kata Ardhian, sebanyak 22 desa di 12 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro yang dilanda kekeringan yaitu, Desa Meduri, Kecamatan Margomulyo; Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngraho; Desa Malingmati dan Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo; Desa Dukohkidul, Butoh, Sambong, Kolong, Kecamatan Ngasem; Desa Clebung, Kecamatan Bubulan; Desa Sumberjokidul, Kecamatan Sukosewu; serta Desa Siwalan. Bareng, Panunggalan, Kecamatan Sugihwaras.
Selain itu, kata Ardhian, Desa Karangdinoyo, Kayulemah, Sumberharjo, Tlohohaji, Tulungrejo< Kecamatan Sumberrejo; SMAN Kepohbaru, Kecamatan Kepohbaru; SMK di Kecamatan Sekar, DEsa Nglampin, Kecamatan Ngambon; serta Desa Jamberrejo, Kecamatan Kedungadem. ”Jadi, semua total 22 desa di 12 kecamatan membutuhkan air bersih dampak kemarau ini,” pungkas Ardhian. (*)