Kasus Pelaporan Rocky Gerung, Faizal: Buzzer Bikin Jokowi Makin Bloon dan Hina

  • Bagikan
KETUM PARTAI TERSANDERA: Kritikus dan Pengamat Politik Kebangsaan Faizal Assegaf menilai, visi Jokowi amburadul seiring maraknya kasus korupsi yang menjerat para pembantunya di kabinet.

INDOSatu.co – JAKARTA – Kritikus dan Pengamat Politik Kebangsaan, Faizal Assegaf punya pandangan ekstrem menyikapi pelaporan Rocky Gerung di kepolisian oleh para relawan Jokowi.

Melihat kondisi tersebut, ungkap Faizal, menunjukkan masih adanya manusia bermental budak membuang kemerdekaan hidup demi membela kekuasaan yang zalim dan menindas. Fakta itu terekam dalam cerita kerajaan Fir’aun hingga dinasti Fir’dodo di republik ini.

‘’Terminologi ‘presiden’, sudah saatnya dijadikan merek toilet. Atau diganti dengan istilah babi ngepet, anjing oligarki, tikus berdasi. Itu tepat dan sesuai dengan perilaku kekuasaan yang korup dan penipu,’’ kata Faizal kepada INDOSatu.co, Rabu (2/8).

Baca juga :   PBNU Anulir Rilis LDNU soal Usul Larangan Wahabi, Tak Ada Persetujuan Rais Aam-Ketum

Penjahat berdasi diberi nama kerennya: Presiden dan Kepala Negara. Lantas tampil bertopeng ideologi dan konstitusi untuk menipu rakyat. Srigala berbulu domba dalam praktek bernegara yang tak ada bedanya dengan kebun bintang.

Soekarno adalah contoh presiden jahat, lantaran memenjarakan ulama dan digulingkan oleh rakyat. Tak kalah sadis, Soeharto pun bernasib sama. Di era reformasi, peran presiden lebih mengerikan.

‘’Praktik kekuasaan Jokowi yang amburadul, tidak pantas rakyat menyebutnya presiden. Sudah tepat Megawati menobatkannya sebagai petugas partai. Makna yang tersirat, bermental kacung,’’ beber mantan aktivis 98 itu.

Baca juga :   Klaim Sah, Demokrat Deli Serdang Minta AD/ART Tahun 2020 Dibatalkan

Ironinya, ungkap Faizal, sikap Megawati tidak dituding menghina dan melecehkan citra kepala negara. Andai julukan itu datang dari rakyat kecil, langsung diciduk oleh jejaring kekuasaan negara.

Di kebun binatang, seekor monyet yang lucu layak diberi nama ‘presiden pinokio’. Begitu pula, kalau ada anjing kurap keluar dari gorong-gorong, rakyat boleh saja menjulukinya ‘presiden anjing’.

‘’Rakyat yang marah pada rezim diktator dan korup, menuliskan nama presiden di keset depan rumah. Cara untuk menegaskan sikap protes kepada ketidakadilan. Fenomena itu terjadi di sejumlah negara,’’ kata Faizal.

Baca juga :   Dukung Halalbihalal MUI, Undang Pimpinan Parpol untuk Perkuat Persatuan Bangsa

Tetapi bagi buzzer, kekuasaan presiden adalah santapan paling empuk. Berbagai jurus pembelaan secara membabi buta dilakukan. Tak peduli kekuasaan menyimpang, yang terpenting dapat faedah.

Walhasil, kata Faizal, bila ada rakyat yang bersuara kritis pada presiden, gerombolan buzzer bersatu mengadu ke kantor polisi. Tanpa mereka sadari, tindakan itu membikin Jokowi makin bloon dan hina. Jokowi terkesan diposisikan sebagai Fir’dodo!

”Saya berpesan kepada Rocky Gerung dan Refly Harun, maju terus, jangan kendor,” pungkas Faizal. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *