Jalan dan Pemukiman Rusak, Warga Tutup Akses Kendaraan Proyek

  • Bagikan
TAK INGIN RUSAK PARAH: Beberapa warga Desa Kepohkidul, Kecamatan Kedungadem memasang portal dengan harapan kendaraan berat pembangunan tidak melewati jalan desa mereka.

INDOSatu.co – BOJONEGORO – Banyaknya kendaraan proyek pembangunan yang melebihi tonase dan merusak jalan dan rumah, membuat warga Kepohkidul, Kecamatan Kesungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, marah besar. Mereka beramai-ramai menutup akses jalan menuju proyek agar jalan desanya tidak menjadi rusak lebih parah.

Pantauan wartawan INDOSatu.co di lapangan, sejak pagi, Rabu (01/12), warga Desa Kepohkidul, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, menutup jalan poros yang menghubungkan desa mereka dengan Desa Babat, Kecamatan Kedungadem.

Baca juga :   Terima Kunjungan Siswa Taruna, Bupati Lamongan Berbagi Tips Kepemimpinan Era 4.0

Rusaknya infrastruktur jalan desa sepanjang 1,2 kilometer dan jembatan itu memicu warga menutup jalan poros yang merupakan satu-satunya akses kendaraan berat yang mengangkut material pembangunan di Desa Babat.

Kepala Desa Kepohkidul, Samudi mengatakan, sejak satu bulan terakhir, jalan desa yang telah dibangun menjadi rusak. Kondisinya retak-retak. Selain itu, pondasi jembatan juga mengalami longsor akibat banyaknya kendaraan yang lewat dan tidak sesuai kelas jalan. Hal itu juga diperparah dengan banyaknya rumah warga yang mengalami retak-retak dan banyak juga pintu maupun jendela rumah warga yang rusak.

Baca juga :   Siapkan Kedaulatan Pangan, Wamentan dan Bupati Tanam Jagung di Lamongan

“Kita terpaksa melakukan (menutup akses jalan, Red), karena jalan yang baru dibangun menjadi rusak. Tetapi, kendaraan warga lain masih bisa lewat. Hanya kendaraan berat saja yang tidak diperbolehkan melintas, karena tidak sesuai kelas jalan,” ungkap Samudi.

Dia menambahkan bahwa, pihak desa tidak ingin jalan porosnya rusak karena anggaran dana desa (ADD) hanya Rp 700.000.000 per tahunnya. Jika dipakai membangun jalan yang rusak akibat kendaraan proyek sepanjang 1,2 kilometer, Samudi memprediksi tidak mampu. Dan kalau terpaksa dibangun, Samudi mengklaim bakal menelan dana sebesar Rp 2 miliar lebih.

Baca juga :   Diduga Diskriminasi, Aksi Warga Blokade Jalan, Sukur: Kita Panggil Pemkab

“Jika jalan desa kami diperbaiki, ya silahkan saja, karena anggaran dana desa kita tak mungkin bisa membangun jalan ini, sehingga kita terpaksa membatasi akses jalan ini,” tambah Samudi. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *