INDOSatu.co – LAMONGAN – Guna mewadahi talenta penyandang disabilitas, Pemkab Lamongan, Jawa Timur bersama Forum Perlindungan dan Pemenuhan Hak Disabilitas (FP2HD) daerah setempat kembali menggelar Festival Difabel Megilan Jilid 2, di halaman Pendopo Lokatantra, Lamongan, Selasa (25/7).
Melalui forum disabilitas yang diikuti 150 tunarungu, tunanetra, tunawicara, penyandang keterbatasan fisik, dan intelektual itu, menjadi ajang pengembangan telenta melalui lomba melukis, menyanyi, hingga pawai motor roda 3 bersama paguyuban delivery order (DO) Lamongan.
Menurut Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi (Pak Yes), Festival Difabel Megilan Jilid 2 merupakan komitmen Pemkab Lamongan menghadirkan lingkungan yang inklusi (pembangunan lingkungan yang terbuka untuk siapa saja dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda).

Kata Pak Yes, selain memberi wadah pengembangan minat dan bakat serta kesetaraan, Pemkab Lamongan juga mengajak penyandang disabilitas mengambil bagian perencanaan pembangunan daerah.
“Sejak dua tahun lalu, disabilitas kita ajak menjadi narasumber dalam musrembang, sehingga ada beberapa keinginan yang sudah terwadahi, yang terimplementasikan dalam perencanaan pembangunan sekarang maupun yang akan datang,” kata Pak Yes.
Kegiatan tersebut, kata Pak Yes, ditujukan untuk memberikan kesempatan dan kesetaraan yang sama bagi seluruh masyarakat Lamongan agar mendapatkan perlakuan maupun layanan publik yang memadahi.
“Kita juga memperhatikan disabilitas Lamongan untuk aktivitas layanan publiknya, karena pelayanan publik ini mempunyai kebutuhan khusus, sehingga harus kita perhatikan bersama,” imbuh Pak Yes.
Ketua FP2HD Kabupaten Lamongan, Try Febri Khoirun Nidhom mengungkapkan, keterlibatan penyandang disabilitas dalam usulan perda memberikan ruang gerak inklusi selayaknya manusia lainnya. Sehingga Irul, mengapresiasi perhatian Pemkab Lamongan terhadap penyandang disabilitas.
“Terima kasih Pemerintah Kabupaten Lamongan yang telah memberikan fasilitas demi terwujudnya Lamongan yang ramah disabilitas, memberi ruang untuk teman-teman disabilitas seperti halnya terkandung dalam undang-undang atau perda untuk disabilitas Lamongan yang menjadikan kami sebagai subjek bukan objek, yang kemudian kita implementasikan melalui Festival Disabilitas ini karena aktor-aktornya adalah teman-teman dari disabilitas,” ucap Khoirun Nidhom.
Lebih lanjut, kata dia, kedepan hasil karya lomba melukis yang diikuti siswa-siswi SLB (Sekolah Luar Biasa) di Lamongan, akan diberikan wadah dalam bentuk pameran. (*)