INDOSatu.co – BOJONEGORO – Pasca insiden tenggelamnya perahu penyeberangan di Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro yang menghubungkan dengan Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, pada 3 November lalu menjadi sorotan publik, termasuk para anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Bojonegoro.
Terkait insiden tersebut, Wakil Ketua DPRD Bojonegoro, Sukur Priyanto lebih menyoroti kurangnya perlengkapan keamanan di setiap perahu penyeberangan, seperti rompi pelampung dan ban pelampung. Menurut dia, meski rompi maupun ban pelampung yang tersedia di setiap perahu penyeberangan jumlahnya masih kurang, hal itu diperparah dengan kurangnya kesadaran para nahkoda maupun penumpang yang jarang memakai alat keamanan tersebut.
Karena itu, Sukur menyarankan agar pemkab melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro beserta camat dan kepala desa segera melakukan inventarisasi penyeberangan yang menggunakan perahu dengan melakukan pendataan, pembinaan dan memastikan bahwa perahu aman digunakan, termasuk ketersediaan pelampung atau lainnya.
“Ini harus segera dilakukan secepatnya, apalagi musim penghujan, volume dan arus sungai Bengawan Solo akan mengalami kenaikan. ingat kelayakan perahu, kenyamanan dan keselamatan masyarakat harus diutamakan dan jangan disepelekan,” kata anggota dewan dari Partai Demokrat ini. (*)